Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

AL-KUBRO, Literatur Digital & Media Pembelajaran Revolusioner

Written By Rudianto on Selasa, 30 November 2010 | 12.42


PINTAR INSTAN tanpa GURU dengan SATU MEDIA bukan lagi hal Mustahil .AL-KUBRO , Literatur Digital dan Media Pembelajaran Revolusioner adalah SOLUSInya. Sebuah methodology pembelajaran berbasis teknologi yang bisa mewujudkan efektifitas pembelajaran secara revolusioner, CEPAT dan INSTAN. Insya Allah akan mengantarkan seseorang bisa PINTAR secara INSTAN berbagai persoalan agama tanpa harus NYANTRI atau melalui jenjang pendidikan formal secara khusus. Karena dengan program ini siapa saja bisa belajar secara mandiri, mudah, menyenangkan, praktis dan flexible hanya dengan 1 media "LAPTOP + Software AL-KUBRO.
SOLUSI PRAKTIS untuk para aktivis Islam/peneliti yang ingin memperdalam/eksplorasi ilmu-limu agama lebih dalam dan juga menjadi PILIHAN TEPAT bagi mereka yang ingin belajar ilmu-ilmu agama dengan cara lebih mudah, praktis, lengkap dan ekonomis.
30.000 jilid lebih kitab induk dalam bahasa Arab dan Indonesia bernilai milyaran Rupiah telah masuk dalam database program ini. Jumlah koleksi yang cukup memadai sebagai acuan literature /perpustakaan digital yang sangat lengkap.Demikian juga materi pembelajaran dalam berbagai bidang keilmuan tersedia lengkap disajikan secara multimedia dan interaktif.
Diantara manfaat besar yang akan didapatkan jika menggunakan program ini adalah :
1. Memiliki Perpustakaan Pribadi Digital yang sangat lengkap.
2. Laptop menjadi media powerful , sebagai media bantu multifungsi tidak sekedar untuk olah data pekerjaan kantor tapi bisa sebagai rujukan dan guru serba bisa.
3. Belajar bahasa Arab mandiri dari 0 hingga bisa baca kitab gundul.
4. Belajar Al Quran mulai dari 0 dan seluk beluknya hingga bisa menerjemahkan dan paham tafsirnya.
5. Belajar hadis mulai dari 0 hingga bisa memahami kitab-kitab hadis induk dan takhrijnya.
6. Bisa dengan mudah mencari dalil semua persoalan agama dengan cepat dan instan.
7. Bisa menterjemah sendiri kitab-kitab dalam bahasa Arab atau inggris.
8. Bisa belajar ilmu faraidl dan cara hitung waris/zakat secara instan
9. Bisa memahami dengan benar tata cara praktek ibadah, seperti sholat, haji dll.
10. Bisa mewujudkan BELAJAR SEUMUR HIDUP,KAPANPUN DAN DIMANAPUN.

Sebuah program yang sangat layak dimiliki oleh setiap muslim dari yang awam hingga Alim/peneliti baik untuk koleksi pribadi, hadiah ataupun warisan untuk generasi.

Apa itu Al-Kubro Digital Library?

Adalah Software perpustakaan Digital yang memungkinkan seseorang untuk mengeksplorasi berbagai persoalan diniyah dengan mudah,cepat,akurat dan ekonomis.
Terobosan fantastis dalam teknologi kepustakaan yang melahirkan wajah baru dunia pustaka/buku.Perpustakaan praktis dan efesien yang tidak membutuhkan rak buku dalam bangunan gedung, tidak perlu petugas untuk pemeliharaan dan bisa dibawa kemanapun/mobile hanya dalam kantong baju atau dengan tas jinjing sebuah laptop. LUAR BIASA.
Software ini adalah solusi tepat untuk kepustakaan modern yang layak dimiliki oleh perorangan atau kelembagaan; ormas Islam,pendidikan dan Dakwah.
Koleksi refrensi kitab induk dan kontemporer yang sangat banyak dan original dalam format digital merupakan keuntungan besar memiliki software ini. Karena untuk memiliki koleksi kitab konvensionalnya sejumlah tersebut, butuh dana lebih dari 1 milyar Rupiah belum termasuk biaya gedung untuk tempat dan pemeliharaannya.

Hadis dalam berbagai aspek masalahnya,seperti shohih atau dloif, matan lengkap dan perawinya,syarah maknanya atau sebuah hadis tercantum dalam kitab apa, dengan software ini sangat mudah untuk mengetahuinya.

Al Quran dalam berbagai aspek disiplin ilmunya sangat lengkap koleksi kitabnya,sehingga memudahkan untuk menyingkap kedasyatan misteri mukjizat Al Quran.Mengetahui makna ayat dalam ulasan berbagai versi tafsir bisa ditampilkan sekaligus dalam 1 layar/window.Begitu juga proses seach/pencarian lafadz2/ ayat tertentu dalam berbagai bentuk dan strukturnya, software ini bisa menampilkan semua data dalam hitungan detik.
35.000 lebih jilid kitab muktabar klasik dan kontemporer adalah koleksi database dalam software ini. Jumlah tersebut sangat memadai untuk refrensi bagi para pecinta ilmu atau bagi seorang muslim umumnya bahkan para peneliti sekalipun.
Link translator instan online memungkin user bisa menterjemahkan sendiri setiap halaman kitab ke dalam bahasa Indonesia secara cepat.Dengan demikian software bisa jadi solusi bagi yang tidak bisa bahasa Arab tapi ingin memahami kitab/literatur keislaman.
Kamus Digital Arab Indonesia yang menjadi bagian fasilitas software ini juga akan sangat membantu user jika ada kesulitan kosa kata dalam menjelajahi kitab kitab yang ada didalamnya manakala tidak puas dengan hasil penterjemahan translator instan.
Copy paste atau print out data adalah fasilitas yang ada didalamnya memudahkan user untuk kepentingan menukil refrensi ilmiyah atau untuk sekedar melengkapi teks ayat atau hadis dalam penyusunan buku/artikel.Fasilitas ini tentu sangat berguna bagi para penulis/penerbit karena tidak perlu lagi membayar jasa penulis khot arab,sehingga bisa lebih cepat, akurat dan murah.
Multimedia/visual audio video juga merupakan keunikan khusus software ini.Fasilitas ini dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap ulasan sebuah kitab yang terkait dengan amaliyah praktis seperti sholat, haji, jenazah dan yang semacamnya.Visualisasi dengan life video sehubungan dengan hal tersebut disajikan secara lengkap dan interaktif.Kajian ilmiyah lainnya yang saat ini teknologi modern telah mampu melakukan visualisasi juga masuk dalam database, seperti praktek medis modern ataupun clasik dan hal hal lainnya yang sangat menarik
12.42 | 0 komentar

KETERASINGAN

Setiap usaha manusia yang memisahkan individu dari tuntutan sosial kemasyarakatannya selalu melahirkan problem psikologis yang kompleks. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu melahirkan inividu-individu yang teralienasi dari masyarakatnya. Para psikolog menilai, rasa keterasingan itu telah menjadi ciri masyarakat modern di mana individu-individu menjadi terasing dan tak berdaya dalam kesendiriannya. Ironisnya, mereka juga dilanda ambivalen yang akut, tampak sangat egoistis tetapi di saat yang sama ia terus dirundung kesunyian di dalam keriuhan.

Di sisi lain, keterasingan menjadi faktor utama membiaknya berbagai jenis depresi yang menyerang manusia modern dikarenakan mereka tidak tahan dilanda kehampaan, kekecewaan, dan rasa tak berharga yang menekan. Memang pada kenyataannya, modernisasi tidak berhasil merealisasikan janji kesejahteraan pada banyak orang. Modernisasi yang ditopang globalisasi malah kerap membiakkan kerumitan baru. Misalnya, gaya hidup materialistik-konsumeristik-hedonistik. Dalam banyak kasus, masyarkat urban di perkotaan lebih berpotensi untuk terkena depresi dan disorientasi sosial yang mewabah di masyarakat. Hal itu dikarenakan terlalu banyak menerima tekanan dibandingkan dengan masyarakat di pedesaa.

Semua itu menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan manusia sebagai makhluk sosial terletak dalam keanggotaannya dalam masyarakat. Ketika keberadaan seseorang merasa terasing di tengah-tengah masyarakatnya, berarti ia sedang mengalami kehilangan kesesuaian (intimitas) dengan anggota masyarakat lainnya. Akan berbahaya jika rasa keterasingan tersebut justru di dalam sebuah masyarakat yang baik, masyarakat yang konsisten memegang nilai-nilai yang diyakininya.

Dalam Islam, setiap individu tidak diperkenankan menyempal dari lingkungan masyaraat muslim yang berpegang teguh pada nilai-nilai Islam dan yang menjadi lingkungan otentiknya. Untuk itu, setiap diri dituntut bersabar dalam keberadaannya di dalam masyarakat yang konsisten memegang nilai-nilai Islam. “Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya Telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.(QS, al-Khafi; 18]: 28).
06.21 | 0 komentar

CEMAS LAGI

Written By Rudianto on Senin, 29 November 2010 | 23.37

Makna doa yang diajarkan Rasulullah Saw, "Allahumma inni a’udzubika min al-hammi wa al-hazani" (“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala kecemasan dan kesedihan”), sesungguhnya sangat antisipatif. Substansi permohonannya sangat cocok buat kondisi kehidupan manusia yang sedang dikepung berbagai hal yang mencemaskan dirinya seperti sekarang ini. Sedangkan keecemasan, perasaan takut kepada apa yang akan terjadi, dan kesedihan dapat menyebabkan “tekanan jiwa” pada seseorang yang pada tingkat tertentu bisa melahirkan keputusasaan, ketidakpercayaan, serta penderitaan. Dalam waktu yang lama disertai dengan intensitas tinggi kecemasan dan kesedihan dapat mempengaruhi kesehatan organ-organ tubuh.

Secara dramatik, suasana cemas yang menakutkan digambarkan oleh al-Qur`an sebagai orang yang terlempar jauh di udara kemudian melayang-layang diterbangkan anging ke tempat yang sangat jauh. Hanya satu kemungkinannya, jatuh. Akan tetapi ia tidak tahu akan jatuh di mana dan akan bagaimana kepedihan di akhir kesudahannya. Dalam kondisi cemas seperti itu ia jadi rebutan burung pemangsa pula. “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang sangat jauh.” (QS, al-Hajj [22]: 31).


Adalah sangat mungkin hilangnya fungsi indra penglihatan kedua mata Nabi Ya’qub, seperti dikisahkan dalam al-Qur`an, disebabkan oleh kesedihan dan kecemasan yang mendalam serta berkepanjangaan atas hilangnnya anak laki-laki yang dicintainya, Nabi Yusuf As. “Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-ananya) seaya berkata, “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya ( terhadap anak-anaknya selain Yusuf ). (QS, Yusuf [12]: 84). Don Colbert menegaskan bahwa sejumlah keluhan fisik dan penyakit yang serius berhubungan dengan kecemasan, termasuk penyakit kardiovaskuler, tukak lambung, gangguan buang air besar, dan penyakit yang berhubungan dengan merosotnya fungsi kekebalan tubuh.

Bagi kaum muslimin doa diyakini sebagai “senjata” dan sekaligus “otaknya” ibadah. Bahkan dalam banyak doa yang diajarkan para Nabi juga mengandung aspek metodelogis buat keselamatan dan keberhasilan hidup manusia. Kekuatannya menyimpan energi kehidupan yang sangat berdaya dalam menyertai perjalanan hidup penuh rintangan yang mencemaskan seperti sekarang ini.

Pada kenyataannya, ketika kehidupan dihadapkan pada kenyataan yang tampak mencemaskan, orang-orang yang hanya berpikir di sini di dunia ini dan tidak meyakini kehidupan akhirat, akan lebih sering dihinggapi rasa cemas. Bagaimana tidak? Selain dicemaskan oleh prilaku alam yang, bagi mereka, sangat mencemaskan, mereka juga dicemaskan oleh prilaku manusia, yang menurut ukuran nilai kemanusiaan, telah mencemaskan pula.

Anehnya, mereka lebih mencemaskan prilaku alam, bahkan sampai ke tingkat menyalahkan dan tidak jarang sampai ke tingkat memakinya, daripada prilaku diri mereka sendiri yang telah nyata-nyata merusak tata alam semesta. Padahal faktanya, secara nilai, perilaku mereka nyata-nyata telah mencemaskan dan, secara amaliah, telah memproduk kecemasan di mana-mana dengan cara memperlakukan alam dengan semena-mena hingga terjadi kerusakan yang mencemaskan mereka di mana-mana. Al-Qur`an mengingatkan tentang kontribusi pemanfaatan alam yang tidak etik terhadap kerusakan lingkungan yang luas. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS, al-Rum [30]: 41)

Kenyataan dan ironi seperti itu adalah ciri otentik sebuah masyarakat modern dan telah banyak mempengaruhi kondisi psikologisnya. Tentu saja implikasinya cukup luas terhadap kehidupan individual dan sosial ummat manusia. Terutama terhadap kondisi spiritualnya. Banyak individu yang terserang penderitaan spiritual akibat digencet oleh kenyataan dan ironi tersebut. Salah satu bentuk penderitaan spiritual masyarakat adalah kecemasan dalam intensitas tinggi.

Seorang yang dikenal pakar psikologi eksistensial, Victor Frankl, menilai manusia modern lebih banyak terkena frustrasi dan kehampaan eksistensial. Frustrasi dalam pemenuhan keinginan kepada makna dan sekaligus merasa kehidupan dirinya tidak bermakna. Menurutnya, dua kecenderungan itu, belakangan ini, justru semakin meluas yang menyebabkan banyak individu yang dilanda keraguan atas makna kehidupan yang dijalaninya.

Salah satu sumber utama mewabahnya frustrasi dan kehampaan eksistensial yang mencemaskan itu, setidak-tidaknya menurut Victor, adalah hilangnya tradisi dan nilai-nilai. Ironisnya, ketika seseorang dilanda wabah frustrasi dan kehampaan eksistensial, ia mencari kompensasi-kompensasi dengan cara membenamkan diri dalam pekerjaan-pekerjaan yang sia-sia dan dalam waktu panjang justru merugikan diri sendiri seperti berjudi, mengonsumsi NAPZA, dan menenggelamkan diri ke dalam aktivitas seksual terlarang.

Ketika seseorang tenggelam dalam kompensasi-kompensasi negatif seperti itu bukannya kecemasan menjadi hilang atau setidak-tidaknya berkurang akan tetapi justru membiakkan kecemasan baru hingga menjadi berlapis-lapis. Bahkan tidak hanya dirinya, orang lain dan lingkungan sosialnya pun menjadi cemas pula.

Akibatnya kecemasan semakin menjadi-jadi, terutama dikarenakan implikasi turunannya yang hebat dan sangat mencemaskan. Yaitu hilangnya kepastian dan keteraturan dalam kehidupan. Sebab, kompensasi-kompensasi seperti itu, pada hakikatnya, adalah cermin otentik seseorang yang telah kehilangan norma, nilai, dan hukum yang diyakininya yang berujung pada hilangnya makna hidup. Bahkan hilangnya kemampuan mengenali dan memahami dirinya sebagai makhluk yang dimuliakan Allah Swt. Hilangnya kemampuan mengenali dan memahami diri, dalam al-Qur`an, sebagai akibat melupakan Allah Swt, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS, al-Hasyr [59]: 19)

Ketika individu telah kehilangan semua itu maka yang muncul adalah ketidakpastian dan ketidakteraturan. Sedangkan ketidakpastian dan ketidakteraturan hidup tidak bisa tidak akan semakin meningkatkan kecemasan, kehampaan, dan frustrasi di tingkat individu dan masyarakat yang mengakibatkan wabah kecemasan semakin leluasa membiak. Sebab kondisi seperti itu langsung atau tidak langsung akan menghilangkan nilai-nilai kebajikan dan kesejahteraan bersama yang menyebabkan kehidupan digemuruhkan oleh persaingan antar individu yang eksploitatif. Sementara di tingkat individu akan kehilangana keutuhan pribadi, rasa keberhargaan, dan martabat kemanusiaan sebagai individu.

Senada dengan pengamatan Victor, ahli psikologi yang banyak menyoroti persoalan-persoalan masyarakat modern, Erich Fromm, melihat bahwa masyarakat modern semakin terisolasi dan mengalami kesepian karena dipisahkan oleh alam dan dari orang-orang lain. Ironinya, ketika mereka semakin bebas dalam menentukan apapun mengenai kehidupan, justru mereka semakin merasa kesepian.

Selanjutnya jika kecemasan telah mencapai puncaknya, bukan mustahil dapat mengobarkan fatalisme di dalam diri seseorang. Seorang fatalis yang telah dirasuki kecemasan tidak dapat mengarahkan perilakunya dan memandang rencana masa depan dirinya serba suram, bahkan sebagai kesia-siaan. Perilakunya seolah-olah hanya mengikuti daya-daya predeterministk yang bukan dari dirinya sendiri dan bukan untuk dirinya sendiri. Ia cenderung meruntuhkan martabat dirinya sendiri dan kehidupannya. Kehidupan dalam pandangan orang yang sedang dilanda kecemasan berat hanyalah seluas daun kelor.

Lebih ironi lagi, meskipun kehidupannya sudah terbungkus bayang-bayang kecemasan, namun manusia modern masih juga membikin-bikin kecemasan baru dengan cara mengintip-intip keadaan masa yang akan datang melalui berbagai kajian, analisis, dan ramalan tentang masa depan yang mencemaskan. Misalnya, menurut hasil ramalan yang dikukuhkan secar akademik, konon katanya, nanti pada tahun 2050 pertumbuhan penduduk Indonesia, jika tidak ada langkah konkret pembatasan angka kelahiran, akan sampai pada titik kelipatan dua. Jadi pada tahun itu diperkirakan penduduk Indonesia mencapai sekitar 460 juta jiwa, dan mulai tahun 2015-2020 akan terjadi peledakan penduduk usia produktif. Akibatnya, para pakar kependudukan dan ketebagakerjaan jadi cemas.

Padahal perkiraan itu bisa terjadi dan bisa juga tidak, entah ditemui atau tidak, dan apakah akan menjadi kenyataan atau tidak. Musykilnya, para pakar sudah cemas duluan. Bahkan dengan sangat piawai mereka terus meyakinkan para penentu kebijakan dan kalangan awam dengan sejumlah argumentasi agar bersama-sama menjadi cemas. Akibatnya opini orang awam menjadi mudah termobilisasi yang menjadikan kecemasan dengan sangat mudahnya mewabah ke mana-mana hingga menjadi kecemasan kolektif.

Sesungguhnya kalau direnung-renung secara tenang, timbul satu pertanyaan, mengapa banyak pakar mencemaskan terjadinya peledakan penduduk usia produktif dan tidak cemas jika yang terjadi peledakan itu penduduk usia tidak produktif (tua renta)? Sebab, jika di suatu negeri atau bangsa terjadi peledakan penduduk usia produktif, maka masih terbuka berbagai kemungkinan atas negeri atau bangsa itu. Bisa terjadi kesialan yang mencemaskan atau malah bisa semakin hebat produktifitasnya sehingga negeri atau bangsa itu menjadi semakin maju dan makmur. Lain halnya jika dalam suatu negeri atau bangsa terjadi peledakan penduduk usia tidak produktif. Kemungkinannya hanya satu, menunggu kepunahan sambil menimbun kecemasan. Logisnya, yang terakhir inilah yang pantas untuk dicemaskan

Meski begitu, karena hasil intipan tentang masa depan itu sudah terlanjur menjadi kecemasan baru, maka tak mustahil akan semakin memperparah dan memperluas wabah kecemasan hingga terwariskan pada generasi berikutnya. Akibatnya, generasi yang akan datang pun terancam kecemasan yang menyebabkan hidup seakan-akan tidak ada hari esok. Agar terhindar dari kecemasan-kecemasan seperti itu, al-Qur`an memberikan formulanya dengan sangat jelas, yaitu iman dan istiqamah. Ketika dua hal fundamental ini hilang dari diri kita, berarti sang diri akan menjadi lahan subur bagi pembiakkan kecemasan. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS, Fushshilat [41]: 30). Wallahu A’lam.
23.37 | 0 komentar

BISA MEMBUAS

”Nafsu kekuasaan” atau ”syahwat kekuasaan” seorang politisi, pemimpin sebuah organisasi atau kepala negara, ternyata bisa membuas. Kebuasan kekuasaan itu setidak-tidaknya dapat dilacak pada kebijakan, keputusan politik, dan tindakan yang dijalankan serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Ringkas kata, dapat diamati dari prilaku politiknya.

Jika nafsu kekuasaan telah mengaliri darah para politisi yang rakus kekuasaan maka nafsu kekuasaan akan cenderung membuas. Kecenderungan itu akan mudah dibuktikan jika kita mau mengamati berbagai skandal, keuangan, kekuasan, dan moral yang dipertontonkan sebagian pemimpin dan politisi.

Sedangkan buas dan tidaknya ”nafsu kekuasaan” yang ada pada penguasa dan pemimpin juga dapat diamati pada perilaku politik serta implikasinya dalam kehidupan masyarakat dan lingungannya. Seberapa besar nafsu kekuasaan yang berkobar dalam diri seorang pemimpin, politisi, atau tokoh organisasi, dapat ditelusuri melalui seberapa luas efek kebijakan dan tindakan yang dilakukannya terhadap kondisi sosial, politik, kebudayaan, bahkan kondisi psikolgis masyarakatnya.

Prilaku politik seorang penguasa yang jauh dari nilai-nilai etis seperti amanah, kejujuran, dan tanggungjawab, tidak akan segan-segan menjadikan kekuasaan sebagai jalan melampiaskan nafsu kekuasaannya sehingga ia menjadi buas dan melakukan apa saja dalam meraih ataupun mempertahankan kekuasaannya. Selain itu, dalam meraih dan mempertahakan tampuk kekuasaan, prilaku busuk, fitnah, dan prasangka akan menjadi kebiasaan dan budaya kekuasaannya. Akibatnya dari waktu ke waktu seakan-akan sejarah prilaku politiknya selalu mempertontonkan tabiat-tabiat yang negatif dan destruktif.
23.35 | 0 komentar

PERSPKETIF KESEDERHANAAN

Written By Rudianto on Minggu, 28 November 2010 | 16.06

Salah satu implikasi gempuran ideologi kapitalisme terhadap kehidupan manusia sekarang ini ialah hilangnya segala sifat-sifat kemanusiaan yang memandu perjalanan hidupnya. Misalnya, sifat sederhana. Akibatnya, perspektif kesederhanaan menjadi tidak populer, kalau tidak dikatakan hilang entah kemana.

Dalam kehidupan spiritualitas Islam, istilah zuhud (kesederhanaan) diartikan sebagai pengendalian diri terhadap hawa nafsu dengan jalan menjauhkan diri dari nafsu rendah demi mencapai kebahagiaan yang dicita-citakan. Pengendalian diri seperti itu merupakan suatu keharusan bagi orang yang ingin menjaga keseimbangan hidup pribadi dan masyarakatnya. Pengendalian diri dari memperturutkan hawa nafsu atau dari berbagai hasrat duniawi yang meluap-luap, melalui sikap zuhud terhadapnya, merupakan langkah yang memastikan seseorang atau suatu bangsa/masyarakat mencapai ketenangan. Sementara, ketenangan itu sendiri merupakan indikator utama adanya keseimbangan hidup.

Dalam tradisi Barat, zuhud disebut asketisme, kata yang berasal dari bahasa Yunani asketikos. Secara bahasa berarti seseorang yang berlatih. Dalam tradisi kaum muslimin, asketisme yang dikenal dengan istilah zuhud ini berasal dari akar kata زهد (zahada) yang berarti menahan, menjauhkan diri, meninggalkan, menarik diri, menolak memiliki sesuatu, dan meninggalkan kesenangan duniawi. Makna generik asketisme dalam Islam menunjuk pada pandangan bahwa manusia harus mengendalikan hasrat-hasratnya atau nafsu-nafsunya sendiri agar bersesuaian dengan kehendak Allah swt yang luhur.

Selanjutnya, kehendak nafsunya ditekan agar terkendali dan tidak menjadi liar serta tidak menguasai dirinya dan melampaui kehendak Allah swt. Hal itu dilakukan agar sang diri mampu mencapai kemajuan spiritual, meraih tingkat moral yang luhur, dan membentuk ideal keagamaannya.

Dengan demikian, zuhud merupakan energi diri yang mampu mengendalikan berbagai tuntutan jiwa, sekaligus menjadi benteng yang mampu menahan serbuan gelombang hasrat duniawi yang di zaman kita sekarang ini semakin menghebat dan tidak mudah untuk dibendung. Gempuran materialisme terhadap seluruh aspek kehidupan menyebabkan banyak orang merasa kesulitan menahan godaannya, sehingga tidak sedikit yang jkemudian tenggelam dalam kerakusan yang menindas kesadaran, menenggelamkan spiritualitas, dan membentuk orientasi yang sarwa duniawi. Akibatnya, seseorang, sebuah masyarakat atau bangsa, akan menjadi serakah, rakus, dan tidak bersyukur. Celakanya, sifat-sifat buruk tersebut kemudian mengkristalkan budaya sombong, tidak sabar, dan sangat mencintai (dan mengikuti) nafsu duniawi. Semua itu kemudian diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.”

Zuhud adalah energi diri yang mampu membangkitkan situasi kemanusiaan dan individu berkaitan dengan hal-hal yang bersifat kebendaan dan berbagai atribut keduniaan. Selain itu zuhud juga dapat membangun sikap mental positif terhadap berbagai ujian kehidupan yang posisinya sebagai ketentuan Allah yang berlaku pasti atas hamba-hamba-Nya.

Fudhail menagatakan, “Pokok (esensi) zuhud adalah ridha Allah. Orang yang menerima apa adanya, dialah orang yang zuhud dan dialah yang patut dikatakan orang kaya.” Sedangkan al-Ghazali mengungkapkan bahwa zuhud mengandung tiga pengertian, yaitu (1) meninggalkan sesuatu karena ingin sesuatu yang lebih baik darinya, (2) meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakhiratan, dan (3) meninggalkan segala sesuatu selain Allah Swt karena mencintai-Nya.

Sementara itu, moral zuhud hanya akan efektif bagi kehidupan dan kemajuan spiritualitas manusia apabila ia tidak berhenti hanya menjadi moral individu, melainkan juga menjadi moral masyarakat. Dalam konteks masyarakat, zuhud akan menimbulkan rasa ikhlas, pengorbanan, dan solidaritas sosial yang tinggi pada setiap orang. Dengan demikian, individu-individu yang telah menegakkan moral zuhud dalam skala pribadinya, perlu memperluas ruang lingkup ketaatatan pada tata aturan moral keagamaan pada lingkup sosial (masyarakatnya). Wallau A’lam.

Oleh: Ust Abu Ridho
16.06 | 0 komentar

MENGAPA MALAH TERTAWA?

Written By Rudianto on Jumat, 26 November 2010 | 22.54

Menangis adalah aktivitaskhas manusia sejak kelahirannya, bahkan sebelum dapat memahami kegembiraan dankesedihan pun. Begitu ia keluar dari perut ibunya, yang pertama terdengar adalahtangisnya. Sedingindan sebeku hati seseorang, pasti pernah menangis. Sebab, menangis itu fithrah. Tuhan memandang manusia yang tak dapat menangissebagai makhluk yang berhati batu.

Manusia disebut oleh Penciptanya sebagai makhluk paling bagus bentuknya(95:4). Kebagusannya itu merefleksi pada semua aktivitas alamiahnya, sepertimenangis, tertawa, dan lain sebagainya, yang memiliki hikmah dan kaya manfaatbagi kehidupannya.
Sejumlah ilmuwan menengarai bahwa aktivitasmenangis, atau mencurukan air mata, dapat membantu menyingkirkan kimiawi stresdalam tubuh dan membuat perasaan menjadi lebih nyaman dan tenang. Bagi anak-anak,menangis disimbolkan sebagaipemberitahuan bahwa ada masalah pada dirinya.

Dalam banyak kasus menangis praktismenjadi jalan keluar, terutama jika masalah yang dihadapi menemui jalan buntu.Dalam kondisi seperti itu, menangismenjadi salah satu pilihan. Selain itu, menangis terkadang menjadi pintu yangtersedia untuk menumpahkan beban yang berat yang menyesakkan dada. Pada umumnya, setelahmenangis, orang akan merasakan sedikit lega, karena beban yang menghimpitnyamenjadi berkurang, dan selanjutnya dapat ia dapat berbenah kembali untuk menataperasaannya

Lebih jauh, kata ahli psikologi, manfaat psikologis menangis justru lebihkhas. Terutama dalam kaitan relasi sosial antarmanusia. Konon, menangis dapat meredamkeagresifan seseorang dan menurunkan mekanisme pertahanan dirinya. Ketika air mataseseorang berlinang, berarti ia sedang memberikan simbol kemenyerahan dirinya.
Di dalam relasi kelompok, menangis dapat mengeratkan keterpaduan antara individuyang satu dengan individu yang lainnya. Sebab, dalam menangis, terkandung maknaketerjalinan hati dan perasaan senasib. Dengan keterpaduan itu menyebabkanseseorang dapat membuat hubungan sosial menjadi lebih dekat. Akibatnya, iadapat mudah memupuk makna persahabatan sehingga menjadi lebih langgeng.

Meski demikian, menangis tidak selalu identik dengan tumpahanair mata. Pada orang tertentu, atau momen tertentu, bisa saja menangis tanpa mengeluarkan airmata setetes pun. Akibatnya, orang lain tidak tahu apakah ia menangis atautidak?. Demikian pula sebaliknya, mengeluarkan air mata juga belum tentu berarti menangis.Tertawa terbahak-bahak juga bisa mengakibatkan air mata keluar.

Menangis yang hakikatnya merupakan akibat, bukan sebab,tidak selamanya dikaitkan dengan kesedihan yang melandanya. Atau karena kepiluanyang menerjangnya. Rasa haru, atau bahkan terlalu bahagia pun, seseorang bisamenangis. Bahkan orang-orang tertentu pandai mengeluarkan air mata untukmengelabui dan menipu orang lain. Di sinilah kemudian muncul istilah air matabuaya.

Oleh karena itu, bisajadi peristiwa tertentu menjadi pemicu untuk menangis bagi seseorang dan bagiorang lain tidak. Pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu jugabisa menjadi pemicu untuk menangis. Rasulullah saw bersabda, "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalamgenggaman-Nya (kekuasaan-Nya), andai kalian melihat apa yang telah aku lihat,pastilah kalian akan sedikir tertawa dan banyak menangis." Para sahabatbertanya, "apa yang engkau lihat ya Rasulullah saw?" Nabi saw menjawab, "Akumelihat surga dan neraka." (HR, Muslim).

Dengan demikian, menangis bisa memiliki nilai yang sangatberharga, tidak sekedar pelampiasan. Tingkat religiuitas dapat menentukankepekaan seseorang dalam menangis dan nilainya. Misalnya, dalam melihatrealitas sosial di zaman kini kita. Banyak manusia yang tenggelam dalamkemaksiatan. Prilaku mereka sungguh patut ditangisi. Akan tetapi tidak semuaorang mampu menangisinya, dan bahkan sebagiannya justru melakukan kemaksiatansambil tertawa. Seorang ahli zuhud mengeritik keadaan sosial seperti itu. "Orang yang melakukan dosa dalam keadaantertawa akan dijebloskan ke dalam nerakadalam keadaan menangis dan orang yang melakukan ketaatan dalam keadaan menangisakan dimasukkan oleh Allah ke surga dalam keadaan tertawa."

Orangyang mudah menangis tanpa sebab atau pemicu yang berarti disebut cengeng.Kecengengan terkadang menyebalkan. Apalagi kalau menangisnya sampai ke tingkatmeraung-raung. Sebaliknya, orang yang sama sekali tidak mau menangis, meskipunsebarusnya ia menangis, seperti keterjerembabannya dalam kemaksiatan, dapatdigolonglan sebagai orang bebal.

Oleh Ust Abu Ridho
22.54 | 0 komentar

JIWA-JIWA YANG TERKALAHKAN ITU

Situasi sosial yang buruk, di mana prilaku yang dominan di dalamnya lahir dari orang-orang yang suka menerabas aturan, melanggar norma kepatutan, dan orang yang berprilaku jahat, dapat mempengaruhi suasana pskologis seseorang. Pengaruh itu terjadi melalui kentiman dalam pertemanan dan persahabatan dengan mereka. Sementara, keintiman yang dilakukannya dapat memberikan limitasi, tekanan, bahkan “paksaan-paksaan” tertentu terhadap keberadaan seseorang.
Lebih jauh, keintiman dengan para penerabas, pelanggar, dan penjahat, dapat mengalahkan potensialitas akal sehat, hati nurani, citra bersih, dan reeligiuitas seseorang. Secara psikologis, keintiman itu sebagai pertanda kekalahan jiwa seseorang dalam menghadapi arus sosial yang buruk.

Seseorang yang jiwanya telah terkalahkan oleh tekanan situasi sosial yang buruk sangat berpotensi untuk mengikuti arus yang berjalan. Ia tidak mampu menentang arus dan akhirnya menenggelamkan dirinya ke dalam arus sosial yang ada.
Sebagiannya, untuk memperoleh pembenaran terhadap ketidakberdayaannya dalam melawan arus, memroduk “kilah” secara masif melalui manipulasi hukum dan kaidah-kaidah agama sesuai dengan nafsunya. Semua itu dilakukan sebagai pembenaran terhadap keterjebakannya dalam arus yang tidak ideal.

Di sisi lain, orang yang jiwanya telah terkalahkan oleh situasi sosialnya, dalam hal memproduk “kilah” yang diharamkan, dengan amat licik, selalu meningkatkan kualitasnya hingga samapai ke tingkat mengubah sesuatu yang diharamkan menjadi, seolah-olah, halal; yang wajib menjadi tidak wajib; dan hak orang lain menjadi haknya. Semua itu dilakukan dengan cara memanipulasi hakikat dengan formalitas.

Biasaya, dengan kelicikannya, manipulasi dilakukan dengan menggunakan sejumlah pemaknaan bahasa dan pencitraan terhadap tindakan yang serba manipulatif. Misalnya, sesuatu yang hakikatnya haram, namun dengan kecanggihan berdalih dan berkilah serta dengan kemampuan berargumentasi dan beretorika, ia secara formal terlihat seolah-olah halal. Di ranah praktik, cara seperti itu sangat lumrah dilakukan para politisi busuk

Mereka adalah sosok politisi yang larut dalam situasi sosial-politik masyarakat yang telah tercerabut dari akar budayanya; yang telah lepas dari akar ideologinya; dan yang larut dalam daya tarik pergaulan dan pekerjaan birokrasi yang korup. Mereka adalah orang-orang yang tidak tahan godaan. Akibatnya, mereka lupa daratan dan menjadi kehilangan daya kritis.

Oleh: Ust Abu Ridho
22.34 | 0 komentar

PENYEJUK JIWA ; BERDZIKIRLAH SUNGGUH SANGAT BANYAK KEUNTUNGAN DARINYA.

Written By Rudianto on Kamis, 25 November 2010 | 03.17

1. ASTAGHFIRULLAH (aku memohon ampun kepada Allah)
siapa yang membiasakan diri untuk membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitan dan kelapangan dari setiap kesedihan...Allah akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak di sangka-sangka. ( H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah ).
Rosulullah SAW beristighfar kepada Allah lebih dari seratus kali dalam sehari....

2. SUBHANALLAH (maha suci Allah)

apakah salah seorang kalian tidak sanggup untuk mendapatkan seribu kebaikan dalam setiap hari? Para sahabat bertanya, "bagaimana caranya wahai rosulullah? Beliau menjawab, " kalian hendaklah bertasbih (membaca SUBHANALLAH) sebanyak 100 kali, maka kelak akan di catat baginya seribu kebaikan atau akan di hapus darinya seribu keburukan. ( H.R. Muslim dan Tirmidzi )

3. SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI (maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya)

siapa yang mengucapkan SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI sebanyak seratus kali dalam sehari, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya, meskipun (dosa-dosa tersebut) sebanyak buih di lautan. ( H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah )

4. SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI, SUBHANALLAH AL-AZHIM. (maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, maha suci Allah yang maha agung)

(ada) dua kata yang ringan di lidah (namun) berat di timbangan dan di sukai Robb yang maha penyayang kedua kata itu (adalah) : SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI, SUBHANALLAH AL-AZHIM. ( H.R. Bukhori-Muslim-Tirmidzi-Ibnu Majah-dan Ahmad ).

5. LA ILAHA ILLALLAH. (tidak ada sesembahan melainkan Allah).... Baca Selengkapnya

Sebaik-baiknya perkataan yang Aku dan para nabi sebelumKu ucapkan adalah LA ILAHA ILLALLAH. (tidak ada Tuhan selain Allah).
Dalam riwayat lain di sebutkan, pada suatu hari Rosulullah bersabda pada para sahabatnya, "perbaruilah iman kalian!" mereka bertanya, "bagaimana caranya agar kami dapat memperbarui iman kami, wahai Rosulullah? "beliau menjawab, "hendaklah kalian memperbanyak membaca LA ILAHA ILLALLAH. ( H.R. Tirmidzi ).

Benar hanya dengan membaca LA ILAHA ILLALLAH, LA MA 'BIDA ILLALLAH. (tidak ada sesembahan melainkan Allah, dan tidak ada yang patut di sembah kecuali Allah). Maka iman seseorang akan menjadi baru. Karena terkadang hati seseorang menjadi lemah atau menurun dan tidak merasakan apa yang ia rasakan sebelumnya, hati tidak mampu lagi mendorong untuk mengajarkan qiyamul-lail, menimbulkan rasa cinta kepada ibadah, serta tidak dapat merasakan manisnya bermunajat kepada Allah, dengan membaca bacaan ini, maka iman seseorang akan dapat di perbarui.


6. LA ILAHA ILLALLAH WAH DAHU LAA SYARIKALAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU, WA HUWA ALA KULLI SYAI'IN QADIR. (tidak ada sesembahan kecualh Allah, Robb satu-satunya dan tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya-lah segala puji, dan dia adalah maha berkuasa atas segala sesuatu).

Siapa yang membaca LA LLAHA ILLALLAH WAHDAHU, LA SYARIKALAHU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ALA KULLI SYAI'IN QADIR. Sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya pahala yang sama dengan pahala memerdekakan sepuluh orang budak, akan di catat baginya seratus kebaikan, di berikan kepadanya sebuah benteng yang dapat menjaganya dari godaan setan sepanjang hari hingga datang waktu sore, dan tidak ada seorangpun yang datang dengan membawa pahala yang lebih baik dari pada apa yang di bawanya, kecuali orang-orang yang melakukan hal yang sama dengan jumlah lebih banyak. ( H.R. Bukhori-Muslim-Tirmidzi-Ibnu Majah-dan Ahmad ).

7. Laa Haula Wala Quwwata Illaa Billaah (Tidak Ada Daya dan Kekuatan Kecuali Atas Izin Allah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Laa Haula Wala Quwwata Illaa Billaah, adalah salah satu harta simpanan milik Allah yang terdapat di dalam surga.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu daud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

8. Hasbiyallahu wa Ni’mal Wakil (Cukuplah Bagiku Hanya Allah Allah dan Dia adalah Sebaik-baik Penolong).

Arti dari kalimat “cukup bagiku hanya Allah” adalah bahwa cukup bagiku hanya Allah semata dan aku tidak membutuhkan yang lain selain Dia. Sedangkan maksud dari kalimat, “dan Dia adalah sebaik-baik wakil atau penolong” adalah Dia-lah sebaik-baik penolong dalam mengatasi semua permasalahan hidup, memenuhi semua kebutuhan, dan menghilangkan semua kegelisahan atau ketakutan.

Maka dari itu, apabila kita takut terjerumus dalam perbuatan maksiat, maka ucapkanlah “Hasbiyallahu wa Ni’mal Wakil.” Jika kita mengharapkan sesuatu atau takut kepada sesuatu, maka cukuplah hanya Allah sebagai penolong.

Ketika mengakhiri ibadah dzikir, jangan lewatkan untuk selalu menutupnya dengan pujian kepada Allah ta’ala serta bacaan shalawat kepada Rasulullah saw. Dalam sebuah hadits Rasulullah disebutkan, “Siapa yang membaca shalawat kepadaku sebanyak satu kali, maka Allah akan membaca shalawat (menurunkan rahmat) kepadanya sebanyak sepuluh kali.” (HR. Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i).

Amal Shaleh Satu Menit
Coba Anda pikir-pikir, sesungguhnya banyak sekali jalan untuk mengerjakan amal kebajikan tanpa memerlukan usaha yang berat. Amal kebajikan itu dapat Anda kerjakan saat berjalan dengan kedua kaki Anda, mengendarai kendaraan, sedang berdiri atau duduk.

Dalam waktu satu menit, sebenarnya Anda dapat membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 15 kali. Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang menguasai diriku, sesungguhnya nilai surat Al-Ikhlas serupa dengan sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Bukhari)
Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca surat Fatihah sebanyak lima kali. Rasulullah pernah berkata kepada Ibnu Ma’ali, “Aku hendak mengajarimu sebuah surat yang nilainya lebih utama di antara surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an.” Kemudian beliau melanjutkan, “(Yaitu) bacalah ‘alhamdulillahi rabbi alamîn’, yaitu surat Al-Fatihah, dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadaku.” (HR.Bukhari)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat “subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al-azhîm” sebanyak 50 kali. Rasulullah pernah bersabda, “Dua kalimat yang ringan di lisan dan berat di timbangan, dan dua-duanya disenangi oleh Allah, yaitu kalimat ’subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al-azhîm’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat “subhanallah wa bihamdihi ‘adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimâtihi” sebanyak 10 kali.

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca shalawat atas Nabi sebanyak 20 kali, di mana bacaan itu sama halnya Anda membaca shalawat atas Nabi sebanyak 200 kali.

Dalam waktu satu menit, Anda bisa memohon ampunan kepada Allah lebih dari 70 kali. Memohon ampun kepada Allah dapat menyebabkan terhapusnya dosa, masuk surga, menghilangkan malapetaka, memudahkan segala urusan, mendapat karunia baik berupa harta maupun anak-anak.

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat “lâ ilâha illa Allah wahdahu la syarîkalah lahu al-mulk wa lahu al-hamd wa huwa ala kulli syai qadir” sebanyak 20 kali.
Rasulullah bersabda,”Barang siapa yang membaca kalimat ‘lâ ilâh illa Allah wahdahu la syarîkalah lahu al-mulk wa lahu al-hamd wa huwa ala kulli syai qadir’ sebanyak 10 kali, maka dia seperti seseorang yang telah memerdekakan empat jiwa dari seorang anak seperti Nabi Ismail.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat “la haula wa la quwata illa billahi” sebanyak 40 kali. Diriwayatkan dari Abu Musa, bahwa Rasulullah pernah bersabda kepadanya, “Tidakkah kamu ingin aku beritahukan tentang harta simpanan di antara harta simpanan yang terdapat di surga?” Abu Musa menjawab, “Baiklah, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Bacalah kalimat ‘la haula wa la quwwata illa billahi’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat “subhanallah wa bihamdihi” sebanyak 100 kali. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang membaca kalimat ’subhanallah wa bihamdihi’ sebanyak 100 kali dalam sehari, maka dosa-dosanya akan dilebur, walaupun dosa-dosanya seperti buih air laut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, dalam waktu satu menit pula, sebenarnya Anda bisa mencegah kemungkaran dengan hikmah dan tutur kata yang baik. Atau menganjurkan berbuat kebajikan, mementingkan arti sebuah nasehat untuk sahabat, turut berbelasungkawa atas seseorang yang ditimpa musibah, menyingkirkan benda yang menghalang-halangi jalan umum.Semua ini termasuk jenis amal kebajikan.

Dalam waktu satu menit, bisa jadi Anda dapat menggapai ridha Allah. Maka Allah akan mengampuni dosa-dosa Anda, dan waktu satu menit itu merupakan bekal Anda saat hari kiamat tiba.

Dalam kitab al-Durar, sebuah kitab yang ditulis untuk menasehati anaknya, terutama dalam bab Melembutkan Hati; Upaya Menasehati Anak, Ibnu Qayyim al-Jauzi berkata, “Ketahuilah wahai anakku, sesungguhnya hari mencakup jam, dan setiap jam mencakup hembusan nafas, dan setiap hembusan nafas adalah bekal. Maka dari itu, hati-hatilah jangan sampai saat menghembuskan nafas tidak melakukan hal-hal yang bermanfaat. Maka pada hari kiamat kamu akan menyaksikan dirimu hanya sebuah tempat yang kosong dan kamu akan menyesal.”

“Coba anda perhatikan setiap waktu yang anda lewati, apa saja yang telah anda kerjakan. Jangan anda menyia-nyiakan waktumu kecuali sebisa mungkin anda berusaha berbuat kebajikan. Jangan biarkan dirimu tidak melakukan pekerjaan apa pun. Dan hendaklah anda membiasakan diri beramal kebajikan dan terus-menerus memperbaikinya. Semoga saja amal kebajikan itu menjadi simpanan amalmu saat di kubur dan akan membahagiakanmu saat hari kiamat tiba.”
03.17 | 0 komentar

Cara Meningkatkan Keimanan

Written By Rudianto on Rabu, 24 November 2010 | 15.13

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, saat ditanya apakah iman bertambah dan berkurang.
Beliau menjawab : “Iman bertambah sampai mencapai bagian tertinggi dari surga ketujuh. Dan iman juga menurun sampai mencapai bagian terendah dari lorong-lorong tambang di perut bumi".
Begitulah Iman, banyak penyebab yang bisa menaikkannya, memperkuatnya, dan membuatnya tumbuh berkembang, sebaliknya banyak penyebab pula yang menurunkan, melemahkan dan meruntuhkannya.
Iman yang bertambah kokoh laksana akar pohon yang kuat menghunjam tanah, menopang batang yang menjulang subur, rindang, dan berbuah lebat, memberi keteduhan dan banyak manfaat. Sedangkan Iman yang turun merapuh akan mengotori jiwa, menjauhkan keadilan dan mendekati kedzaliman, menimbulkan kegersangan dan banyak kerusakan.
Selayaknyalah orang-orang beriman memperhatikan sebab-sebab naik turunnya iman, karena akan berpengaruh terhadap kemanfaatan hidupnya di dunia dan keselamatannya di akhirat kelak. Insya Allah, buku dalam genggaman anda ini dihadirkan untuk memenuhi harapan tersebut. Di dalamnya dijelaskan secara rinci penyebab naik turunnya iman pada seseorang, serta amal-amal memperkuat tumbuh dan berkembangnya iman dalam jiwa seorang muslim. Dikisahkan pula perilaku para sahabat dan salafus shalih dalam menjaga keimanannya.
Berikut ini beberapa cara yang dapat meningkatkan keimanan kita.

1. Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dengan begitu akan membuat hati tenang dan damai. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih, anggap Allah sedang berbicara dengan kita. Manusia digambarkan dalam beberapa kategori di dalam Al-Qur'an; pikirkan kategori manusia seperti apa kita.
2. Menyadari kebesaran Allah Swt. Semuanya berada dalam kendali-Nya. Terdapat banyak tanda-tanda kebesaran-Nya yang bisa kita saksikan. Semua yang terjadi merupakan kehendak-Nya. Allah Swt. melihat dan mencatat segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang berada di bebatuan hitam di dalam malam yang gelap gulita tanpa sinar bulan tetap akan terlihat dan dicatat.
3. Berusahalah untuk menambah pengetahuan, setidaknya sesuatu yang dasar dalam hidup kita misalkan bagaimana berwudhu yang benar. Mengetahui makna di balik nama-nama Allah dalam asmaul husna. Orang yang bertaqwa adalah mereka yang berilmu.
4. Menghadiri majelis-majelis yang di dalamnya berisi kegiatan untuk mengingat Allah. Dalam majelis seperti itu kita akan dikelilingi oleh para malaikat.
5. Kita harus memperbanyak perbuatan baik. Satu perbuatan baik akan diikuti oleh perbuatan baik lainnya. Allah Swt. akan mempermudah jalan bagi seseorang yang melakukan perbuatan baik. Perbuatan baik harus dilakukan secara terus menerus bukan cuma sesekali saja.
6. Kita harus takut akan kematian; mengingat mati akan membuat kita takut untuk berbuat kesenangan.
7. Mengingat beberapa tingkatan akhirat, contohnya ketika kita di dalam kubur, ketika kita diadili atau ketika kita di surga atau neraka.
8. Berdoa, sebagai realisasi bahwa kita membutuhkan Dia. Tundukkan diri kita dan jangan iri terdapat sesuatu yang berbau materi yang ada di dunia ini.
9. Cinta kita kepada Allah Swt. harus ditunjukkan dalam bukti nyata. Kita mengharap Allah akan menerima semua ibadah kita, dan menghindarkan kita dari berbuat dosa. Sebelum tidur, kita harus merenungkan perbuatan baik apa saja yang telah kita lakukan pada hari ini.
10. Menyadari dampak dari dosa dan ketidaktaatan- kadar keimanan seseorang akan meningkat dengan cara berbuat baik dan kadar keimanan kita akan menurun apabila berbuat maksiat. Semua yang terjadi merupakan kehendak-Nya. Ketika musibah menimpa kita- itupun berasal dari Allah Swt. Dan merupakan akibat langsung dari ketidaktaatan kita kepada-Nya.

Wallahu’alam Bishshowab

Sumber: http://www.Islamway.com
15.13 | 0 komentar

Dan Janganlah Tertipu Dengan Amal Kita

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, memperbanyak amalan sholeh dan menahan diri dari perbuatan dosa. Seseorang tentu akan senang ketika mendapati dirinya banyak beramal kebaikan. Namun, satu hal yang pasti hendaklah menghindarkan dirinya dari rasa ujub (bangga diri) dan tertipu oleh banyaknya amal sholeh yang dikerjakan, yang pada akhirnya membuatnya tertipu, dan terlalu berharap kepada jaminan Allah, merasa memiliki hak lebih atas amal kebajikan yang dilakukannya. "Dan janganlah kamu memberi dengan maksud mendapat balasan yang lebih banyak." (Al Muddatstsir: 6)

Penyakit hati yang paling ditakutkan adalah penyakit ujub. Menyangka bahwa dosa kecil yang dilakukan tidaklah sebanding dengan amal kebajikannya yang berlimpah, sehingga membuat manusia tertipu. Dirinya menyangka bahwa dosa tersebut akan hanyut tak berbekas, tenggelam dalam lautan amal kebaikannya. Dia menyagka bahwa dosa kecil tersebut tidak berpengaruh dihadapan Allah. Seakan-akan ia melihat catatan amal kebaikan dibeberkan dihadapannya, lalu timbul ujub dalam hati dan mengira dirinya berhak masuk surga.


Abu Hurairah radhiallahu'anhu meriwayatkan sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam: "Amal kebaikan seseorang tak akan memasukkannya ke dalam surga." Para sahabat bertanya,"Tidak juga Anda wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,"Tidak pula diriku. Hanya saja, Allah selalu menaungiku dengan karunia rahmat-Nya." (Bukhori, Muslim)

Karena itu banyak ulama salaf yang telah memperingatkan bahaya dan konsekuensi bangga diri dalam beramal. Abdullah bin Mas'ud berpesan,"Keselamatan amal anda ada pada ketakwaan dan niat. Sedangkan kebinasaan amal anda ada pada putus asa dan ujub." Mithraf bin Abdullah berkata,"Sungguh saya lebih menyukai tidur di malam hari (tidak sholat malam) dan kemudian menyesal dari pada shalat di malam hari dan kemudian ujub di pagi harinya."

Salah satu penyebab munculnya ujub adalah karena merasa telah banyak melakukan amal shalih yang membuat ia melupakan atau menganggap kecil dosa-dosanya, sehingga dia merasa mendapat hak lebih di hadapan Allah atas apa yang telah ia lakukan.

Rasulullah memperingatkan manusia dari bahaya bangga diri, "Kalaulah bukan karena dosa, niscaya manusia akan binasa karena ujub." Sebuah penjelasan yang bagus oleh Salamah bin Dinar,"Seorang hamba melakukan satu amal kebaikan hingga membuatnya senang ketika mengerjakannya tanpa ia sadari bahwa tidak ada dosa yang diciptakan Allah lebih berbahaya daripada hal itu. Sedangkan hamba lainnya, suka melakukan dosa hingga mencelakakannya ketika dia melakukannya. Namun Allah tidak menciptakan kebaikan yang lebih bermanfaat untuknya daripada itu. (Hal ini bisa terjadi-red) Karena, hamba yang melakukan amal kebaikan menjadi lupa daratan, sombong dan beranggapan bahwa ia memiliki kelebihan dari orang lain. Bisa jadi, Allah subhanahu wa ta'ala menghapus kebaikannya dan menghapus amal-amalnya karena sikap tersebut. Sedangkan hamba yang ketika melakukan dosa ia merasa buruk ketika melakukannya. Dengan demikian, bisa jadi Allah menanamkan rasa takut dalam hatinya saat bertemu Allah. Dan rasa takut itu terus ada dalam hatinya."

Seorang muslim tentu merasa sangat rugi jika amal kebaikannya tidak bisa menolongnya dan justru berbalik menyengsarakannya dikarenakan sikap ujub dan sombong atas apa yang telah dilakukannya. Perlu kiat-kiat khusus mengatasi perasaan bangga diri, diantaranya:

a. Menyadari bahwa amal shalih yang dikerjakan terjadi semata-mata atas bimbingan Allah dan karunia-Nya. Allah berfirman, "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya." (An Nahl:53)

b. Bersikap rendah hati dan menyadari bahwa banyak hamba Allah yang mendapat ganjaran yang jauh lebih banyak dari dirinya walaupun secara kasat mata mereka lebih sedikit amal kebajikannya. Hal ini bisa saja terjadi, misalkan seseorang yang tertimpa musibah kemudian bersabar atas apa yang telah menimpa dirinya tersebut. Maka dia akan mendapat pahala yang tidak disangka-sangkanya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan dibalas dengan ganjaran yang tidak disangka-sangka." (Az Zumar: 10)

c. Mengingat-ingat dahsyatnya peristiwa pada hari kiamat. Di saat ini seseorang akan mencemooh dirinya sendiri dan merasa sangat rendah karena pada hari pembalasan ini akan terungkap rahasia betapa dirinya belum beribadah kepada Allah sebagaimana mestinya. 'Utbah bin Abd meriwayatkan, Rasulullah bersabda, "Seandainya saja seseorang ditarik dengan wajah tertelungkup sejak hari ia dilahirkan hingga hari ia meninggal ketika usia senja dalam keadaan mencari ridha Allah, niscaya ia akan menganggap ringan dan remeh pada Hari Kiamat." (Ahmad, Ath Thabrani)

Seorang sahabat bernama Muhammad bin Abi Umairah berkata,"Seandainya seorang hamba ditarik dengan wajah tertelungkup ketika ia dilahirkan hingga menemui ajal ketika umur senja dalam keadaan beribadah kepada Allah niscaya pada hari tersebut dianggapnya ringan. Ia berharap seandainya ia bisa kembali ke dunia agar bisa menambah pahala dan ganjaran."

d. Tidak merasa cepat puas dan percaya terhadap banyaknya amal kebajikan yang dilakukan, karena tidak adanya jaminan bahwa amal itu diterima. Dan tidak merasa tenang terhadap dosa-dosa yang telah dilakukannya sekecil apapun, karena tidak adanya jaminan bahwa dosa itu telah terampuni.

Sikap selalu takut dan khawatir bahwa amal kebaikannya tidak diterima sangat membantu seseorang agar terbebas dari sikap ujub atas apa yang telah dilakukannya. 'Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah tentang tafsir ayat, yang artinya:

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang mereka berikan, dengan hati yang takut karena mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka." (Al Mukminun:60)

Beliau bertanya, "Apakah mereka orang-orang yang meminum khamar dan pencuri?" Nabi menjawab, "Tidak, wahai 'Aisyah. Bahkan mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat, dan bersedekah namun mereka takut amal kebaikannya tidak diterima. Mereka itu termasuk orang-orang yang bersegera melakukan kebaikan."
Para ulama berpendapat bahwa yang beliau maksud adalah orang yang beramal shalih dan sangat khawatir amalnya tidak diterima, karena takut tidak sempurna dalam mengerjakannya.

Berlomba memperbanyak amal sholeh, ikhlash, mengikuti sunnah Rasulullah dan selalu waspada dari ketertipuan dalam beramal adalah cita-cita seorang mukmin sebagai bekal menuju kehidupan setelah kematian. Sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan jika pada Hari Perhitungan amal seseorang datang menghadap kepada Allah dengan membawa catatan amal yang tampak baik lalu dicampakkan begitu saja kemukanya, tak berguna sedikitpun karena tidak memenuhi persyaratan padahal ia mengira akan selamat.

Disadur dari Manajemen Umur, Resep Sunnah Menambah Pahala dan Usia, Muhammad bin Ibrahim An Nu'aim.
10.40 | 0 komentar

ACARA HARI RABU

Acara Hari RABU
07.30-09.00 NUANSA NASYID PAGI NURISFM (Bisa request nasyid di fb Nuris)
09.00-09.30 VOI (Voice Of Islam)
09.30-10.30 Play list Nasyid Terbaru di Nurisfm
10.30-11.30 Sentuhan Nurani
11.30-12.00 Jelang Dzuhur
12.00-13.00 Murotal by Terjemah
13.00-13.30 VOI Sastra dan Dakwah
13.30-15.00 Nasyid Request by Streaming Nurisfm
15.30-16.00 VOI (Voice of Islam)
16.00-17.30 Relay kajian Islam bersama ELSHIFA FM Subang
17.30-18.00 Dzikir Petang
18.00-19.30 Murotal Qur'an
19.30-20.00 Voice of Islam
20.00-21.00 Kajian MALAM
21.00-23.00 NUANSA NASYID KLASIK (Salam, request nasyid)
23.00-04.00 Nasyid Malam, Tafakur, Murotal Qur'an, Tausiyah Malam.

Simak terus sajian khas radio nuris, dicelah inilah kami mengatur langkah membina sebuah ukhuwah, simak di www.radionuris.com
08.12 | 0 komentar

IBU YANG BERLARI-LARI DI ANTARA DUA BUKIT

Written By Rudianto on Selasa, 23 November 2010 | 08.22

Bisa jadi kisah Siti Hajar dan anaknya Ismail as merupakan bagian dari kisah tragika yang membangkitkan kesadaran diri kita akan suatu nilai dalam kehidupan. Faktanya kisah itu terus-menerus menginspirasi jutaan manusia di sepanjang sejarahnya. Bulan ini jutaan manusia, dari berbagai penjuru yang jauh (fajjun ‘amiq) datang ke tempat yang paling dimuliakan, Makkah al-Mukarramah. Mereka tengah menangkap makna kisah itu dan berusaha menghayatinya secara empirik demi memperkuat religuitas untuk kepentingan perjalanan spiritual mereka.

Ketika itu terik padang pasir menguras peluh siapa pun yang berjalan apa lagi yang berlari. Siti Hajar menggendong anaknya yang masih menyusui erat-erat sambil berjalan cepat mengikuti Nabi Ibrahim yang membawa mereka ke satu tempat yang belum sepenuhnya dimengerti oleh sang ibu. Dan, Ibrahim kemudian meninggalkan keduanya di tempat itu, di sisi ka'bah, di sekitar padang pasir yang luas, di kelilingi bukit-bukti batu yang keras. Tidak ada seorang pun yg tinggal di sekitarnya. Tiada air dan tiada pula orang yg menemaninya selain Ismail as yang selalu didekapnya.

Nabi Ibrahm as, sang ayah, hanya menyediakan satu kantong berisi kurma dan satu bejana berisi air buat anak dan isterinya. Kemudian ia pergi meninggalkan mereka di tempat yang ternyata kemudian menjadi pusat pradaban tauhid itu. ”Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Nabi Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), “Janganlah kami memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’dan sujud.” (QS, al-Hajj [22]: 26)

Rasa dan naluri keibuan Siti Hajar benar-benar berontak ketika ia mendapati suaminya akan meninggalkan dirinya bersama anaknya di tempat yang lengang itu. Ia lalu mengejar Ibrahim dan membiarkan Ismail meronta-ronta dan menangis dalam bungkusan sehelai kain.

Siti Hajar berteriak, "Wahai Ibrahim ke mana engkau akan pergi? Dan engkau tinggalkan kami di lembah yang sepi, tidak ada tetangga, dan tidak tersedia apa- apa." Siti Hajar terus mengulang-ulang teriakannya. Suaranya memantul-mantul di dinding-dinding bukti batu. Lalu ditelan kesepian padang pasir. Sementara, di langit sanai, ribuan Malaikat mengepakkan sayapnya, mengalunkan tasbih dan tahmid, memuji kebesaran Allah swt, menyambut peristiwa yang paling mengharukan itu.

Gema dan pantulan teriakan Siti Hajar serta riuh rendah suara tasbih dan tahmid di langit sana, mengusik Nabi Ibrahim as untuk membalikkan badan dan menoleh ke Istrinya. Di hadapan isteri yang dicintainya Ibrahim pun merunduk tafakkur. Dan sang isteri menatapinya dengan ekspresi meminta kepastian. Keheningan pun menghentikan sementara desir angin padang pasir, suara-suara gema, dan riuh rendah tasbih dan tahmid seakan-akan semuanya menanti apa yang akan ditanyakan selanjutnya oleh seorang ibu dan isteri kepada suami yang dicintainya.

Dengan ekspresi memohohon kepastian, Siti Hajar berkata, "Apakah Allah swt yang memerintahkan hal ini kepadamu wahai suamiku.?" Ibrahim as menjawab singat seraya menatap isterinya dengan penuh kepastian, "Ya, benar". Siti Hajar kemudian berkata dengan penuh kepastian pula, "Kalau begitu, Allah swt pasti tidak akan menyia-nyiakan kami."

Ketika itulah angin padang pasir berdesir kembali seraya mengeluarkan bunyi yang asing, suara-suara gema memantulkan bunyinya lebih mengharukan, dan suara riuh tasbih dan tahmid menjadi gemuruh memenuhi angkasa. Semuanya seolah-olah mengamini apa yang dikatakannya dengan penuh keriangan. Siti Hajar pun berbalik dan meninggalkan suami tercintanya dengan kerelaan dan kepastian, kembali menemui anaknya. Siti Hajar memandangi suaminya sampai jauh hingga akhirnya tak tampak lagi.

Selanjutnya, Nabi Ibrahim as melanjutkan perjalanannya. Ketika ia sampai di sebuah bukit, di mana istri dan anaknya sudah tak melihatnya lagi, ia menghadapkan wajahnya ke arah Baitullah, mengangkat kedua tangannya seraya berdo'a,"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang di hormati. Ya Tuhan kami (yg demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebgian manusia cenderung kepada mereka dan rezekilah mereka dari buah2an,dan mudah2an mereka bersyukur." (QS, Ibrahim [14]: 37)

Sementara itu Siti Hajar tetap menyusui anaknya dan minum sisa air pemberian suaminya. Namun, ketika air yang ada dalam bejana itu telah habis, dan ia ia merasa haus serta anaknya menjadi kehausan pula, ketika itulah sesungguhnya drama kemanusiaan sedang berproses seolah-olah menjadi tragika.

Sebagai seorang ibu, ia merasa iba melihat anaknya yang kehausan, meronta-ronta karena ingin minum. Kemudian ia meninggalkannya dan pergi mencari air. Ia naik ke bukit yang kemudian diberi nama Shafa' itu, sebuah bukit yang terdekat dengan tempat Ismail diletakkan. Dari atas bukit kedua matanya mengapu lembah-lembah yang mengelilinginya dengan harapan akan tampak mata air. Akan tetapi ia tidak melihatnya sama sekali.

Kemudian ia turun dari bukit Shafa dan terus berlari-lari menuju satu bukit yang kemudian disebut Marwah. Ia berdiri di atas bukit itu dan mengarahkan pandangannya ke sekelilingnya dengan harapan dapat menemukan mata air. Akan tetetapi tidak menemukannya juga. Secara dramatik, Siti Hajar terus berlari-lari antara bukti Shafa dan Marwah sampai 7 kali.

Ketika Hajar berada di bukit Marwa untuk yang ke 7 kalinya, ia mendengar suara yang menakjubkan itu. Ia menoleh ke arah suara yang berbunyi, "Tenanglah". Siti Hajar sejenak tertegun dan tafakkur mendengar suara yang ditujukan kepada dirinya. Dengan seksama ia menyimak suara itu dan terdengarnya kembali. Lalu ia berteriak ke arah suara yang menenteramkan jiwanya itu, "Suaramu telah terdengar. Apakah engkau membawa setetes air? Tolonglah kami!"

Dikisahkan, Malaikat menghampiri Ismail yang sedang menangis kehausan. Lalu menggerak-gerakkan tanah dekat tumit Ismail as di dekat zamzam sehingga keluarlah air yang memancar. Rasa gembira membuncah di hati Siti Hajar melihat peristiwa yang menakjubkan itu. Ia lalu berusaha untuk menampung dengan tangannya dan mengisikannya ke dalam bejana pemberian suaminya itu. Dan mata air itu terus memancarkan airnya dengan derasnya. Dan Malaikat itu mkemudian berkata kepadanya, "Jangan khawatir di sia2kan, karena sesungguhnya di sini ada Baitullah yang akan di bangun oleh anak ini dan bapaknya. Dan Allah tidak akan menyia2kan kekasihNya.”

Sesungguhnya segmen perjalanan anak manusia yang dialami Siti Hajar adalah cermin kesetiaan seorang ibu terhadap titah Tuhannya. Kesetiaan itulah yang memancar pada kesejatiannya sebagai ibu dan sebagai isteri yang ditandai dengan kasih sayang dan ketulusan. Masihkah ada Siti Hajar lain di dunia yang ingar bingar dengan kebencian dan kecurigaan ini?

Ust Abu Ridho
08.22 | 0 komentar

ACARA HARI SELASA

Acara Hari ini:SELASA 23 NOV 2010
07.30-09.00 Kajian Pagi
09.00-09.30 VOI (Voice Of Islam)
09.30-10.30 Play list Top Nasyid Nurisfm Nasyid Nusantara
10.30-11.30 Play list Nasyid Terkini Malaysia
11.30-12.00 Jelang Dzuhur
12.00-13.00 Murotal by Terjemah
13.00-13.30 VOI Sastra dan Dakwah
13.30-15.00 Nasyid Request by Streaming Nurisfm
15.30-16.00 VOI (Voice of Islam)
16.00-17.00 Tafakur Sore dalam Sentuhan Nurani
17.00-18.00 Dzikir Petang
18.00-19.30 Murotal Qur'an
19.30-20.00 Voice of Islam
20.00-21.00 Kajian MALAM
21.00-23.00 NUANSA NASYID MALAM (Salam, request nasyid)
23.00-04.00 Nasyid Malam, Tafakur, Murotal Qur'an, Tausiyah Malam.

Selamat mendengarkan sajian khas Radionuris.com simak di www.radionuris.com atau di frekuensi 107,8 FM Kota Tangerang.
08.13 | 0 komentar

Fakta-fakta Terselubung Kerajaan Majapahit

Written By Rudianto on Senin, 22 November 2010 | 16.45


Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasisi pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara.

Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut.
Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.

‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’.

Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara.

Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat dimasa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut.

Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.

Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut:

1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.


2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.

3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini.

Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.
4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran sufi, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu.

Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo.

Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisanGajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’.

Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘LaIlaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.

5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu.

Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari TimurTengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranak pinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaanNusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.

Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini. Sekali lagi terbukti bahwa sejarah itu adalah versi, tergantung untuk apa sejarahitu dibuat dan tentunya terkandung di dalamnya beragam kepentingan.Wallahu A’lam Bishshawab. Hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui.

source: http://danish56.blogspot.com/2010/11/fakta-fakta-tersembunyi-dari-kerajaan.html
16.45 | 1 komentar

PEREMPUAN DENGAN DUA IKAT PINGGANG

Asma, perempuan yang tumbuh di lingkungan keluarga kaya dan elit, sangat dikenal di lingkungan sosialnya. Ayahya, Abu Bakar al-Shiddiq, orang paling kaya dan terpandang di kaumnya, suku Quraisy yang sangat dihormati dan disegani. Selain kecantikannya di atas rata-rata, Asma, seperti halnya saudaranya, Aisyah isteri Rasulullah saw, dikenal sebagai perempuan yang cerdas, lincah, dan prigel.

Perpaduan antara kedudukan keluarga yang membesarkannya dengan kecantikan, kecerdasan, serta keprigelan dirinya, secara umum, berpotensi kuat dirinya menjadi perempuan manja dan bahkan sombong sekalipun. Akan tetapi, potensu itu sama sekali tidak tumbuh pada diri Asma.

Meskipun ia sebagai anak perempuan orang kaya dan terpandang, ia dikenal sebagai perempuan yang memiliki sifat pemurah, kuat pendirian, berani, serta menjadi teladan perempuan sebayanya. Kelahirannya di tengah-tengah tradisi jahiliyah pun tidak membuat dirinya sebagai tipe perempuan produk budaya masyarakatnya. Asuhan keluarga Asma yang masih kokoh memelihara nilai-nilai fitrah membuat dirinya tumbuh sebagai perempuan yang berkarakter terpuji dan memastikannya sebagai figur seorang muslimah sejati. Bahkan Asma termasuk kelompok perempuan pertama yang masuk Islam.

Ia dikenal sebagai wanita tangguh yang berumur panjang, meskipun namanya pendek. Perjalanan hidupnya tidak sependek namanya. Allah memberinya umur panjang hingga 100 tahun, kecerdasan berpikir, dan keteladanan yang sangat inspiratif.

Keterlibatannya dalam momen–momen perjuangan Islam memastikan dirinya berada dalam barisan perempuan pejuang yang disegani. Hal itu antara lain dibuktikannya pada peristiwa sangat penting dalam sejarah Islam. Saat-saat menjelang hijrah dia sangat aktif membantu proses hijrah Nabi Muhammad saw bersama ayahnya. Ia dikenal sebagai perempuan berjibaku mengirimkan bekal makanan dan minuman di setiap terjadi peperangan. Bahkan ketika ayahnya, Abu Bakar bersama Nabi Muhammad saw berada di Gua Tsur, menjelang hijrah ke Yatsrib, dialah yang berani menjadi pengirim makanan buat mereka.

Tampaknya, nilai-nilai Islam yang bertahta dengan kokoh di dalam jiwanya, membentuknya menjadi pribadi yang kuat, memiliki pandangan hidup, sikap, serta cita-cita yang lurus. Keperibadiannya pun menjadi matang. Hal itu setidak-tidaknya terlihat jelas ketka ia dengan sekuat tenaga bersusah payah membantu perjalanan Rasulullah saw bersama ayahnya dari Mekkah ke Madinah.

Dalam peristiwa yang paling monumental itu, Asma menunjukkan kesejatiannya sebagai seorang perempuan berhati baja dengan semangat pengorbanannya yang luar biasa. Ia sama sekali tidak merasa takut terhadap ancaman dari kaumnya. Bahkan ia turut memantau perkembangan keamanan di sekitar kota Mekkah yang sedang genting.

Selanjutnya, ia sanggup melintasi padang pasir dan menaiki bukit terjal sambil membawa bekal makanan dan informasi berharga bagi Rasulullah dan ayahnya yang sedang bersembunyi dari kejaran kaum Quraisy di gua Tsur. Dengan cerdiknya ia kemas dan ikat segala persiapan hijrah serapih mungkin di atas punggung unta. Untuk itu ia harus mengoyak ikat pinggangnya menjadi dua. Sejak itulah ia terkenal dengan sebutan Dzatun Nithaqain, “Perempuan dengan Dua Ikat Pinggang”.

Ketika ia hendak mengikat karung makanan dan tempat minuman yang akan dikirim kepada Rasulullah saw dan Abu Bakar as. Pada waktu itu, Asma’ tidak memiliki tali untuk mengikatnya. Ia lalu merobek dan membelah ikat pinggangnya hingga menjadi dua. Satu untuk mengikat karung makanan dan satu lagi untuk mengikat tempat air minum. Ketika Rasulullah mengetahui hal ini, beliau berdoa, “Semoga Allah menggantikan ikat piinggang Asma’ dengan dua ikat pinggang yang lebih baik dan indah di surga.” Begitulah kisah dirinya memperoleh sebutan itu.

Kesejatian Asma tampak lebih jelas ketika ia dengan ketulusannya siap untuk dinikahi oleh Zubair bin Awwam, seorang pemuda dari kalangngan keluarga biasa. Bahkan ia tidak memiliki harta, kecuali seekor kuda perang dan sebidang tanah pemberian Rasulullah saw. Ia bukan pula dari kalangan ningrat. Ia sama sekali bukan keturunan orang terpandang, apalagi berdarah biru. Bahkan Zuber dibesarkan dan dididk oleh seorang ibu yang lama menjanda.

Sikap Asma seperti itu bisa jadi akan sukar dicerna oleh orang tua dan gadis-gadis yang pola dan gaya hidupnya telah tenggelam dalam budaya materialistik seperti sekarang ini. Bagi Asma sikap yang diambilnya itu tidak menjadi problem psikologis dirinya. Ia tidak pernah merasa kecewa dan bahkan selalu setia melayan suaminya.

Jika suaminya sedang sibuk menyebarkan dakwah atau menjalankan tugas dari Rasulullah saw, Asma’ tidak segan-segan merawat kuda perang Zubair. Ia dengan senang hati merumput dan memanggulnya di atas kepalanya dengan berjalan serta menumbuk biji kurma untuk makanan kuda suaminya. Hasil perkahwinannya, Allah menganugerahi mereka seorang anak yang cerdas yang diberi nama Abdullah bin Zubair.

Gambaran otentik kesejatian dan ketulusan Asma sebagai seorang isteri, ibu, dan perempuan pejuang telah diabadikan dalam satu riwayat yang bersumber dari dirinya. Asma adalah hamba Allah, perempuan, isteri, dan ibu secara total. Keperibadiannya adalah sejarah otentiknya yang selalu memancarkan keteladanan bagi puteri-puteri, isteri-isteri, dan ibu-ibu dalam setiap generasi. Berikut adalah penuturan tentang dirinya yang paling terus terang.

“Dari Asma binti Abu Bakar Ra, ia berkata, “Zubair menikahiku sedangkan dia tidak memiliki harta kekayaan berupa barang tetap, tidak juga hamba sahaya. Pokoknya ia tidak punya kekayaan selain alat penyiram dan seekor kuda. Setiap hari saya harus memberi makan dan minum kudanya, menjahitkan gharbah (tempat air yang terbuatdari kulit)nya, membikinkan tepung padahal saya tidak pandai membikin roti dan biasanya yang membikinkan roti tetangga-tetangga saya dari kalangan wanita Anshar yang terkenal kepiawaiannya membikin roti.

Setiap hari saya harus mengangkut biji-bijian, dengan cara meletakkannya di atas kepalaku dan kelak harus saya tumbuk, dari sebidang tanah milik Zubair yang merupakan hadiah dari Rasulullah SAW. Padahal jarak tanah itu dengan rumah saya dua pertiga farsakh (satu farsakh sama dengan sekitar 3 mil)

Pada suatu hari saya pulang dari tanah Zubair dan di atas kepalaku seonggok biji-bijian (yang akan saya tumbuk) . Dalam perjalanan saya bertemu Rasulullah SAW bersama seseorang dar kalangan Anshar. Nabi lalu memanggilku seraya mengatakan ikh ikh (ucapan yang ditujukan kepada binatang kendaraan agar merunduk untuk dinaiki) agar saya membonceng di belakannya. Tentu saja saya akan malu berjalan bersama laki-laki dan saya ingat betul bahwa suami saya Zubair orangnya sangat pencemburu. Rasulullah SAW juga sangat tahu bahwa saya pasti malu. Maka Rasulullah SAW berlalu.

Kemudian saya sampai ke rumah dan menemui Zubair dan saya katakan padanya, “Saya berjumpa Rasulullah SAW bersama sahabatnya di jalan sedangkan di atas kepalaku ada seonggok bji-bijian. Lalu ia merundukkan binatang kendaraannya agar aku naik, Tentu saja saya malu dan saya ingat kecemburuanmu.” Zubair berkata, “Demi Allah kamu mengangkut biji-bijian itu jauh lebih berat (menjadi beban psikologis yang berat) bagi saya dibandingkan dengan naiknya kamu bersamanya .” Asma melanjutkan kisahnya dengan mengatakan, “Sampai akhirnya ayahku, Abu Bakar, mengirim seorang pembantu yang menggantikanku mengurusi kuda (siyasatu al-faras) dan ketika itu seolah-olah saya menjadi orang merdeka.” (HR, Bukhari).

Ditulis oleh: Ust Abu Ridho
08.15 | 0 komentar

Acara Siaran Hari Ini

Acara Hari ini:
SENIN 22 NOV 2010
07.30-09.00 Kajian Pagi
9.00-09.30 VOI (Voice Of Islam)
09.30-11.00 Play list Top Nasyid Nurisfm
11.00-12.00 Kajian Islam Jelang Siang
12.00-13.00 Murotal by Terjemah
13.00-13.30 VOI Sastra dan Dakwah
13.30-15.00 Nasyid Request by Streaming Nurisfm
15.30-16.00 VOI (Voice of Islam)
16.00-17.00 Tafakur Sore dalam Sentuhan Nurani
17.00-18.00 Dzikir Petang
18.00-19.30 Murotal Qur'an
19.30-20.00 Voice of Islam
20.00-21.00 Kajian ASMARA
21.00-23.00 SAMARA (Salam Malam Request Asyik)
23.00-24.00 Nasyid Malam dan Tafakur

Selamat mendengarkan sajian khas Radionuris.com simak di www.radionuris.com atau di frekuensi 107,8 FM Kota Tangerang.
05.41 | 0 komentar

Mengembalikan Kekuatan Iman

Written By Rudianto on Minggu, 21 November 2010 | 13.34

Iman itu bisa menjadi usang di dalam hati laksana pakaian yang bisa menjadi usang jika sudah kama dipakai. Kadangkala ada gumpalan mendung maksiat yang menyusup ke dalam hati orang mukmin, sehingga hatinya mnjadi gelap dan kelam.

Sebagaiman yang digambarkan Rasulullah SAW: "Tidak ada diantara hati-hati itu satu hati pun, kecuali ia memiliki awan rembulan. Tatkala rembulan sedang bercahaya, lalu awan menutupinya, maka rembulan itupun menjadi kelam. Tatkala awan itu menyingkir darinya, rembulan itupun bercahaya kembali." (Riwayat Abu Nu'aim)

Begitu pula hati seorang mukmin, yang kadangkala disusupi awan kelam berupa kedurhkaan, sehingga sinarnya terhalang dan ia pun diliputi kegelapan serta ketakutan.

Jika ia berusaha menambah bobot keimanan dan senantiasa bermunajat kepada Allah, tentu awan itu akan tersibak dan cahaya hatinya kembali bersinar seperti sebelumnya.

Pengaruh ketaatan dan kedurhakaan terhadap iman, berupa penambahan dan pengurangan merupakan hal yang wajar.

Jika seseorang berjalan-jalan ke pasar, lalu melihat wanita yang bertabarruj ( bersolek belebih-lebihan), mendengarkan celotehan dan canda orang di pasar dan di kedai kopi, kemudian ia keluar dari pasar dan langsung menuju kuburan serta masuk ke dalamnya, tentu ia akan merasakan betapa berbedanya suasana antara kedua tempat tersebut, yaitu tatkala di pasar dan di kuburan. Berarti hati itu cepat sekali mengalami perubahan

Yang perlu dicatat bahwa iman berkurang akan mengakibatkan tindakan : meninggalkan hal yang wajib atau mengerjakan yang haram , maka hal ini adalah suatu kelemahan yang sangat berbahaya, untuk itu dia harus segera mengobati jiwanya.
13.34 | 0 komentar

Membeli Produk Nurisfm Sekaligus Berinfaq

Written By Rudianto on Sabtu, 20 November 2010 | 15.08



Bila sahabat Nuris mengikuti perkembanagan blog ini dari awal sampai saat ini, kami menampilkan materi Tafakur yang hampir materi tersebut di tulis oleh ust Anwar Anshori sebagai pengasuh acara Getar Kalam di Radio Dakta Bekasi, dan Alhamdulillah dengan usaha dan bantuan pada donatur kami dapat menerbitkan dalam bentuk audio/mp3 yang kami kompilasi kedalam cd dengan memuat 20 tema Renungan Getar Kalam.

Saudara, sahabat Nurani, hanya sebuah upaya kecil, dari insan biasa... hamba-hamba Allah yang dhoif.... Mencoba hadir ditengah-tengah gegap gempita kehidupan media-media raksasa. Hanya berbekal azzam dan keyakinan akan pertolongan Allah, dengan usaha dan pengorbanan apa yang bisa dan perlu dikorbankan....

REKENING DONASI

Muamalat: 916.92866.99
a/n Rudianto

Setelah transfer, mohon konfirmasikan donasi Anda ke 081319107800

Pesan Segera Produk diatas senilai Rp. 25.000,-
1. Donasi Sesuai harga Produk (belum termasuk ongkos kirim)
2. Uang Donasi ditransfer ke rekening di bawah ini:
Bank Muamalat Indonesia Cabang Jakarta
Nomor Rekening: 916.92866.99
atas nama: Rudianto
4. Bila transfer via ATM, kode Bank Muamalat Indonesia: 147
5. Setelah transfer dilakukan, segera beritahukan kepada kami ke email: akhrudianto@yahoo.com atau SMS ke nomor handphone: 081319107800 dengan mencantumkan tanggal dan nominal transfer serta identitas (nama dan alamat lengkap) anda.
6. CD akan kami kirim via paket pos kilat khusus ke alamat anda.

Keuntungan Produk Tersebut Diatas untuk Pembangunan Pesantren yang di Asuh Ust. Anwar Asnhori Md, dari Lembaga Dakwah Al Isra Bekasi.
15.08 | 0 komentar

Satu Jam Untuk Kebahagiaan Dunia Akhirat

Persoalan keimanan yang sedang menurun seringkali menjadi tema keluhan banyak orang; merasakan bahwa dirinya kehilangan keikhlasan dalam melakukan ketaatan dan sebagainya. Menyadari iman kita yang sedang menurun, sesungguhnya sudah merupakan satu kemajuan. Sebab itu artinya kita punya kemauan untuk memperbaiki diri.Dan Alloh SWT sangat gembira dengan orang yang datang kepadaNya. Dia tidak pernah menutup pintu rahmatNya kecuali orang yang menutup dirinya sendiri.Bahkan Alloh akan melipat gandakan kekuatan dan usaha yang diri kepadaNya.

Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan, bahwa Alloh berfirman, “Aku seperti prasangka hambaKu terhadapKu, dan Aku menyertainya tatkala ia mengingatKu. Jika ia menyebutKu dalam dirinya maka akan Aku sebut dia dalam diriKu. Jika ia menyebutKu ditengah orang banyak, Aku pun akan menyebutNya dengan sekumpulan orang yang lebih baik dari mereka. Jika ia mendekatiKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya Sehasta. Jika ia mendekatiKu Sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia mendatangi sambil berjalan maka Aku mendatanginya sambil berlari.” (HR. Bukhari)

Manusia selalu berada di antara hidayah Allah dan tipu daya syaithan. Kelengahan sedikit saja, syaithan akan bisa menjermusukan seseorang ke dalam lembah yang akan menyia-nyiakan bahkan merusak hidup seseorang. Berikut ini adalah 7 amal penting yang akan menjamin seseorang terhindar dari kondisi negatif itu. Dengan melakukan 7 amalan ini, seseorang akan diampuni dosanya, dilindungi dari fitnah kubur, dibangunkan rumah di surga, dikabulkan doanya, dilindungi dari kefakiran, dicukupi kebutuhannya, dibebaskan dari perasaan gelisah. Uniknya lagi, semua hal itu dapat diperoleh hanya dengan membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit atau 1 jam saja.

Bagaimana kita mendekatkan diri kepada Alloh agar keimanan kembali meningkat? DR. Fathi Yakan menyebutkan beberapa hal yang sangat sederhana untuk menjaga dan mengembalikan kekuatan iman kita, dengan menguraikan faedah-faedahnya.Diantaranya:

· Melakukan 12 rakaat shalat sunnah, yaitu 2 rakaat sebelum subuh, 4 rakaat sebelum zhuhur dan 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat setelah maghrib,dan 2 rakaat setelah isya. Faidahnya, Alloh akan membangunkan sebuah rumah di surga bagi orang yang senantiasa melakukannya. Seperti sabda Rasulullah, ”Siapa yang shalat setiap hari 12 rakaat, maka Alloh akan membangunkan sebuah rumah untuknya di surga” (HR.Muslim)

· Melakukan shalat 2 rakaat diwaktu malam. Faidahnya, do’a dikabulkan, dosa diampuni, dan kebutuhannya dipenuhi. Rasulullah bersabda, “Rabb kami tabaraka wataala setiap malam turun kelangit dunia disepertiga malam yang terakhir.Dia berfirman,”Siapa yang berdo’a maka akan Aku kabulkan,siapa yang meminta akan Aku beri, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu akan Aku ampuni.” (HR.Bukhari)

· Melakukan shalat Dhuha 2,4, atau 8 rakaat. Faidahnya, setara dengan sedekah yang harus kita penuhi untuk setiap persendian kita dalam setiap hari. Rasulullah bersabda, “Disetiap pagi setiap persendian seorang diantara kalian membutuhkan sedekah. Maka setiap tasbih,tahmid,tahlil,takbir, menyeru kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah.Dan itu dapat disetarai dengan 2 rakaat yang dilakukan diwaktu dhuha.” (HR. Muslim)

· Membaca surat Al Mulk. Manfaatnya, menyelamatkan dari azab kubur. Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya ada sebuah surat didalam Al-qur’an yang terdiri 30 ayat, akan memberi syafaat kepada seorang laki-laki (yang membacanya) hingga dia diampuni.” (Hadits Hasan, riwayat Tirmidzi dan Ahmad)

· Membaca “Laa ilaaha illallohu wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, wa hua alaa kulli syain qadiir” 100 x setiap hari, manfaatnya, setara dengan membebaskan 10 orang budak, dicatat sebagai 100 kebaikan, menghapus 100 dosa (kecil), dan sebagai benteng dari syetan. (HR. Muslim)

· Membaca shalawat atas Nabi SAW. Manfaatnya, dijauhkan dari sifat kikir. Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang bershalawat atasku satu shalawat maka Alloh akan bershalawat untuknya sepuluh kali dengannya.” (HR.Muslim)

· Selalu beristighfar karena istighfar dapat menghilangkan kesulitan dan meluaskan rezeki. Rasulullah saw bersabda, “ Siapa yang selalu beristighfar maka Alloh akan memberi jalan dari setiap kesulitan dan kegundahannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tdak disangka-sangka.”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Al Hakim)

Selain tujuh amalan di atas, tentu saja kita harus mengerti bahwa iman dalam Islam bukanlah sekedar sholat,dzikir dan bacaan Al Quran, tapi mencakup perbuatan dan prilaku kita dalam berhubungan sesama manusia. Rasulullah menyebutkan, Senyum anda kepada saudara anda adalah shadakah, danperintah kepada yang ma'ruf serta larangan dari yang mungkar itu shadakah, petunjukmu pada seorang asing yang tersesat itu sedekah, engkau menuntun orang yang sulit melihat itu shadakah, menyingkirkan batu dan duri dari jalan itu adalah sadakah, dan engkau membantu mengambilkan air untuk sahdaramu itu adalah sedekah. Hadits riwayat Turmudzi ini menunjukkan bahwa kebaikan seorang muslim, selain ditunjang oleh kebaikan bathinnya juga harus diimplementasikan dalam kebaikannya dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya
Manusia selalu berada di antara hidayah Allah dan tipu daya syaithan. Kelengahan sedikit saja, syaithan akan bisa menjermusukan seseorang ke dalam lembah yang akan menyia-nyiakan bahkan merusak hidup seseorang. Berikut ini adalah 7 amal penting yang akan menjamin seseorang terhindar dari kondisi negatif itu. Dengan melakukan 7 program ini, seseorang akan diampuni dosanya, dilindungi dari fitnah kubur, dibangunkan rumah di surga, dikabulkan doanya, dilindungi dari kefakiran, dicukupi kebutuhannya, dibebaskan dari perasaan gelisah. Uniknya lagi, semua hal itu dapat diperoleh hanya dengan membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit atau 1 jam saja.

Sebagai nasihat terakhir, selalu merefleksi diri tentang hal-hal yang akan ditanyakan kepada diri anda di hari kemudian nanti. Ketika kita selalu merasa kekurangan, ketika itu pula kita akan selalu punya semangat untuk menambah dan menambah amal-amal kita yang sangat kurang. Wallahu a’lam bish shawab.
06.37 | 0 komentar

Mengenal Tanda Tanda Lemahnya Iman dan Penyebabnya

Written By Rudianto on Jumat, 19 November 2010 | 16.21

Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang
lemah. Setidaknya ada 22 tanda yang digambarkan dalam artikel ini.
Tanda-tanda tersebut adalah:

1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa.
Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi
kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa
akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani
melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.
Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata :
"Setiap umatkumendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang
terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan
jika seseirang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia
berada pada pagi hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia
berkata, `Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begini,'
padahal sebelum itu Rabb-nya telah menutupi, namun kemudian dia
menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya."(Bukhari, 10/486)
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam
keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang si saat mencuri dalam keadaan
beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam
keadaan beriman." (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor 86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku.
Sampai-sampai menyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan
memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan
menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke
dalam ayat ini, "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti
batu, bahkan lebih keras lagi." (Al-Baqarah: 74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah, Tidak khusyuk dalam
shalat. Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur'an. Melamun dalam doa.
Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan
saja. Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh.
Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, "Tidak akan diterima doa dari
hati yang lalai dan main-main." (Tirmidzi, hadits nomor 3479)

4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah.
Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu.
Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis.
Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada.
Menunda-nunda pergi shalat Jum'at dan lebih suka barisan shalat yang
paling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling
belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw.
bersabda, "Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda
mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka
di dalam neraka." (Abu Daud, hadits nomor 679)
Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang
munafik. "Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri
dengan malas."
Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah
rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke
masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat
dhuha dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa
Ramadhan.

5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang.
Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda
Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah
saw. berkata, "Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati."
(As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)

6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur'an.
Tidak bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut
dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat
perintah. Biasa saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan
neraka. Hati-hatilah, jika Anda merasa bosan dan malas untuk
mendengarkan atau membaca Al-Qur'an. Jangan sampai Anda membuka
mushhaf, tapi di saat yang sama melalaikan isinya.
Ketahuilah, Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. "
(Al-Anfal:2)

7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya.
Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang
paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula
Anda menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini
telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang
munafik dengan firman-Nya, "Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali
hanya sedikit sekali." (An-Nisa:142)

8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata
kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah.
Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan
nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.
Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila dosa dikerjakan di
bumi, maka orang yang menyaksikannya dan dia membencinya dan kadang
beliau mengucapkan: mengingkarinya , maka dia seperti orang yang tidak
menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha
terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang
yang menyaksikannya. " (Abu Daud, hadits nomor 4345).
Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, "Barangsiapa di antara kalian
yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu
dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak
sanggup, maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman."
(Bukhari, hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)

9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi.
Gila kedudukan, ngebet tampil sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab.
Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk
mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan
orang. Narsis banget!
Allah berfirman, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman:18)
Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji
orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, "Sungguh engkau
telah membinasakan dia atau memenggal punggungnya. " (Bukhari, hadits
nomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321)
Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, "Sesungguhnya kamu sekalian
akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan
penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang pertama dan
alangkah buruknya yang terakhir." (Bukhari, nomor 6729)
"Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang
kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela,
keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hati
kiamat, kecuali orang yang adil." (Shahihul Jami, 1420).
Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda
Rasulullah saw. yang berbunyi, "Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau
enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan `Laa ilaaha
illallah', dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang
mengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari
keimanan." (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)
"Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?" tanya Rasulullah
saw. Para sahabat menjawab, "Ya." Rasulullah saw. bersabda, "Yaitu
setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong." (Bukhari, hadits 4537,
dan Muslim, hadits nomor 5092)

10. Ketika Anda bakhil dan kikir.
Ingatlah perkataan Rasulullah saw ini, "Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba
selama-lamanya. " (Shahihul Jami', 2678)

11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat.
Ingat Allah swt. benci dengan perbuatan seperti itu. "Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada
kamu perbuat." (Ash-Shaff:2- 3)
Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan
dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
Jadi, harus konsisten.

12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama
muslim mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang
lebih unggul dari Anda dalam beberapa hal.
Ingatlah! Kata Rasulullah saw, "Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali
terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, ia
menghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan
ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang
lain." (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352)
Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., "Orang Islam yang manakah
yang paling baik?" Rasulullah saw. menjawab, "Orang yang muslimin lain
selamat dari lisan dan tangannya." (Bukhari, hadits nomor 9 dan
Muslim, hadits nomor 57)

13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau
melihat dari sisi makruh apa tidak.
Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah!
Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, "Barangsiapa yang berada dalam
syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang
menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat
begitu mudah untuk merumput di dalamnya." (Muslim, hadits nomor 1599)
Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, "Gak apa.
Ini kan cuma dosa kecil. Gak seperti dia yang melakukan dosa besar.
Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!" Jika sudah seperti ini,
suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan
kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.

14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan
kebaikan-kebaikan kecil.
Ini pesan Rasulullah saw., "Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau
menuangkan air di embermu ke dalam bejana seseorang yang hendak
menimba air, dan meski engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan
wajahmu tampak berseri-seri kepadanya." (Silsilah Shahihah, nomor 1352)
Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele!
Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan
dari jalan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya,
dan barangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan
masuk surga." (Bukhari, hadits nomor 593)

15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak
mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa
bagi keselamatan mereka pun tidak mau.
Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini, "Sesungguhnya orang mukmin dari
sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan
kepala dari bagian badan. Orang mukmin itu akan menderita karena
keadaan orang-orang yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut
menderita karena keadaan di kepala." (Silsilah Shahihah, nomor 1137)

16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda.
"Tidak selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah
Azza wa Jalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh
permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya,"
begitu sabda Rasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)


17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal
demi kepentingan Islam.
Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini.
Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama.
Padahal, Allah swt. berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jadilah
kalian penolong-penolong (agama) Allah." (Ash-Shaff:14)

18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat
problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar
Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin
lari dari kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. "Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami
telah beriman, sedang mereka belum diuji." (Al-Ankabut: 2)
Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil.
"Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh
perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang
beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan
itu menjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun
bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya." (Muslim)

19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat.
Padahal, perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. "Tidaklah
segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka
berada pada petunjuk itu, kecuali jika mereka suka
berbantah-bantahan. " (Shahihul Jami', nomor 5633)

20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan
urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia.
Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita.
Ingatlah, "Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah
surga bagi orang kafir." (Muslim)

21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang
digunakan orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam
hatinya. Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal
itu dalam ucapan Anda.
Bukankah Allah swt. telah berfirman, "Dan katakanlah kepada
hamba-hamba- Ku: `Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih
baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di
antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia'." (Al-Israa':53)
Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman. "Dan apabila
mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling
daripadanya dan mereka berkata: `Bagi kami amal-amal kami dan bagimu
amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul
dengan orang-orang jahil.'" (Al-Qashash: 55)
Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berkata yang baik atau diam." (Bukhari dan Muslim)

22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum,
berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada
kemewahan yang tidak perlu. Sementara, begitu banyak orang di
sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit harta untuk menyambung
hidup.
Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, "Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. " (Al-A'raf:31) . Bahkan, Allah swt.
menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karena
itu Allah memerintahkan kita untuk, "Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburka n
(hartamu) secara boros." (Al-Isra':26)
Rasulullah saw. bersabda, "Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba
Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah." (Al-Silsilah
Al-Shahihah, nomor 353).

Diurutan keberapakah kita ?Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (HR Bukhori)Wallahu’ alam Bishawab
16.21 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung