Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

METODE PENGOBATAN NABI (THIBBUN NABAWI)

Written By Rudianto on Jumat, 02 Desember 2016 | 08.08

Dunia pengobatan sejak zaman dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan umat manusia. Karena sebagai makhluk hidup, manusia amatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun berat. Keinginan untuk berlepas diri dari segala jenis penyakit itulah yang mendorong manusia untuk berupaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari mengonsumsi berbagai jenis tumbuhan secara tunggal maupun yang sudah terkomposisi, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit tertentu, atau sistem pemijatan, pembekaman hingga operasi dan pembedahan.

Namun seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan meningkatnya heterogensi lingkungan masyarakat, maka teknologi pertanian dan teknologi produksi makanan juga mengalami peningkatan yang tajam. Budaya konsumerisme dan materialisme menggiring manusia untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan yang dianggap praktis (instan), lezat dan penuh variasi. Sayangnya, kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa produksi makanan semacam itu seringkali terpaksa menggunakan berbagai jenis bahan kimia berbahaya, seperti borax (bahan pembuat detergen) dan formaline (bahan pembersih tingkat tinggi) sebagai bahan pengawet, water glass (bahan pembuat sabun colek) sebagai pengenyal makanan seperti mie dan sejenisnya, bahan pewarna tekstil (untuk membuat warna lebih cerah, seperti roti, krupuk dan sejenisnya) yang disinyalir dapat menyebabkan kanker, belum lagi berbagai bahan kimia pengemulsi, perencah, pelezat dan lain-lain yang semuanya amat merusak kesehatan.

Ibnul Qayyim menandaskan bahwa orang-orang dahulu yang makanan dan minumannya berasal dari bahan tunggal (gandum, beras, jus buah dan sejenisnya), ketika terserang penyakit cukup menggunakan obat-obatan yang berasal dari bahan tunggal pula. Madu, telur ayam, daun ketela dan berbagai jenis bahan tunggal lain sudah cukup mengobati berbagai jenis penyakit yang mereka derita. Namun orang-orang sekarang yang sudah banyak mengonsumsi berbagai jenis makanan berkomposisi kimia, menjadi sering terserang penyakit komplikasi yang beragam, sehingga obat-obatan yang diperlukan juga obat-obatan yang berkomposisi kimia berat. Teknologi pengobatan manusia pun semakin disibukkan dengan berbagai penelitian untuk menemukan berbagai formula obat-obatan baru untuk mengatasi berbagai jenis penyakit aneh yang muncul belakangan. Sistem pengobatan dengan pembedahan, sinar ultra violet, sinar-x, pencangkokan dan berbagai metode pengobatan canggih lainnya pun diujicobakan oleh banyak orang.

Teknologi medis boleh saja merambahi modernisasi dan shopisticasi yang sulit diukur. Namun perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah cepat beregenerasi. Sementara banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja. Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah juga menciptakan obatnya. Hanya ada manusia yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Apabila obat sudah me­ngenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan izin Allah َ. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Hakim)
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia juga menurun­kan obatnya.(Diriwayatkan oleh an-Nasa`i, Ibnu Majah dan selain keduanya)

Kenyataan lain yang harus disadari oleh manusia, bahwa apabila Allah secara tegas memberikan petunjuk pengobatan, maka petunjuk pengobatan itu tentu lebih bersifat pasti dan bernilai absolut. Dan memang demikianlah kenyataannya. Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan saja memberi petunjuk tentang perikehidupan dan tata cara ibadah kepada Allah secara khusus yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat, tetapi juga memberikan banyak petunjuk praktis dan formula-formula umum yang dapat digunakan untuk menjaga keselamatan lahir dan bathin, termasuk yang berkaitan dengan terapi atau pengobatan.
Petunjuk praktis dan kaidah-kaidah medis tersebut banyak sekali didemonstrasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diajarkan kepada para Shahabatnya. Jika semua formula dan kaidah praktis itu dipelajari secara seksama, tidak diragukan lagi bahwa kaum muslimin dapat mengembangkannya menjadi sebuah sistem dan metode pengobatan yang tidak ada duanya. Di situlah akan terlihat korelasi yang erat antara sistem pengobatan Ilahi dengan sistem pengobatan manusia. Karena Allah telah menegaskan: “Telah diciptakan bagi kalian segala apa yang ada di muka bumi ini.” Maka ilmu pengobatan berikut segala media dan materinya, termasuk perkara yang diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia.

Untuk itu seyogianya kaum muslimin menghidupkan kembali kepercayaan terhadap berbagai jenis obat dan pengobatan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai metode terbaik dalam mengatasi berbagai macam penyakit. Sebut saja di antaranya madu, jintan hitam, air mawar, cuka buah, air zamzam, kurma dan berbagai jenis makanan dan minuman sehat lainnya; atau pengobatan seperti bekam (hampir bisa diserupakan dengan sistem pengobatan akupuntur, pijat refleksi dan sejenisnya), kompres, sistem karantina, ruqyah (pengobatan dengan bacaan al-Qur`an) dan lain-lain.

Namun tentu semua jenis pengobatan dan obat-obatan tersebut hanya terasa khasiatnya jika disertai dengan sugesti dan keyakinan, karena ~seperti yang dinyatakan oleh Ibnul Qayyim~ keyakinan adalah do’a. Apabila pengobatan manusia mengenal istilah placebo (semacam penanaman sugesti lalu memberikan obat netral yang sebenarnya bukan obat dari penyakit yang diderita), maka Islam mengenal istilah do’a dan keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat, dosis yang sesuai disertai do’a dan keyakinan, maka tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali penyakit yang membawa kematian.

Buku Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini adalah karya spektakuler dari seorang ulama besar Islam abad ke-8 Hijriyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Sebagaimana guru besarnya, Ibnu Taimiyyah, beliau juga dikenal sebagai ulama yang memiliki ilmu yang komprehensif. Beliau adalah seorang Ahli Sejarah, Ahli Fiqih, Ahli Hadits dan ahli dalam berbagai disiplin ilmu lainnya. Selain itu beliau juga dikenal sebagai Thabibun Nafsi (Dokter Jiwa) dan juga ahli dalam ilmu pengobatan secara umum. Buku ini adalah karya spektakuler beliau dalam mengupas sistem dan metode pengobatan Nabi, ditopang dengan berbagai diagnosa dan hasil penelitian medis yang terbaik di zaman itu. Di dalamnya diterangkan tentang klasifikasi penyakit, pengobatan penyakit jasmani, petunjuk Nabi dalam mengobati diri sendiri, dua macam penyakit, tiga macam pengobatan Nabi, pengobatan dengan obat-obat alami, juga bermacam terapi untuk mengobati berbagai penyakit yang seringkali diderita oleh kebanyakan orang, hingga tips dari Nabi tentang bagaimana menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Dan terakhir, penulis menerangkan tentang obat dan makanan tunggal yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi manusia.

Dengan membaca buku ini, rasanya kita tidak percaya bahwa berbagai eksperimen, diognosis dan metode terapi yang beliau sajikan di dalamnya adalah hasil penemuan beratus-ratus tahun yang lalu. Banyak di antara ulasan ilmiah beliau yang masih up to date dan masih sangat bermanfaat hingga sekarang ini. Belum lagi ditambah dengan berbagai bentuk terapi dan pengobatan Nabi yang memang bersifat abadi, sedikit pun tidak diragukan kemanjurannya. Semua itu menjadikan buku ini memiliki nilai dan bobot tersendiri. Buku ini layak dijadikan rujukan oleh setiap orang yang memiliki komitmen penuh terhadap ajaran Islam, juga oleh mereka yang gemar mempelajari ilmu pengobatan. Atau setidaknya untuk menambah wawasan pengetahuan dan keyakinan terhadap efektifitas pengobatan Nabi pada setiap zaman dan tempat.

Melalui buku Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, para pembaca bisa meneropong perkembangan ilmu kedokteran yang selalu berjalan seiring dengan perkembangan jenis penyakit, dan pengobatan Islam selalu menjadi pionirnya. Memang sulit dipercaya, kecuali oleh orang yang memiliki dasar keimanan yang kuat.
Membaca buku ini akan menambah keimanan kita terhadap kebenaran ajaran Islam. Lebih dari itu, dengan segala keterbatasan yang ada, kita pun bisa memetik banyak pelajaran tentang metodologi yang optimal dalam menjaga dan memelihara kesehatan serta memerangi berbagai macam penyakit, apa pun adanya.

Kesimpulannya buku ini adalah suatu risalah yang amat berharga dan sangat langka, karena jarang sekali kita temukan ulama yang membahas secara mendalam tentang ilmu pengobatan, terlebih lagi pengobatan yang dicontohkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga dengan hadirnya buku ini dapat memberikan khazanah ilmiah bagi segenap kaum muslimin.

Demikianlah akhir resensi buku kita kali ini, dari buku yang berjudul “Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam”, sebuah risalah yang membahas secara mendalam teknik pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Judul Buku          : Metode Pengobatan Nabi (Thibbun Nabawi)
Penulis                  : Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Tahqiq                  : ‘Abdul Ghani ‘Abdul Khaliq
Ta’liq                     : Dr. ‘Adil al-Azhari
Takhrij                 : Mahmud Farraj al-‘Uqbah
Tebal                     : 428 halaman
Ukuran                 : 15,5 cm x 24 cm
Harga                    : 80.000,-
Penerbit               : GRIYA ILMU – Jakarta

Sumber: Griya Ilmu 



1 komentar:

Posting Komentar